“This is my Blog. You read what I write, you understand what I say, you see how I look. But you’ll never really know who I am. So, Don't judge a people from their blog. :")”
Meminjam kata-kata kak Lili di
atas…
Bukan saya saja, korban kesekian
yang mengalami salah paham akibat tulisan di blog. Hahaa… lucunya…
Padahal blog adalah kebebasan
bereskspresi. Namun ketika ada kesalahpahaman, yaa rasanya membuat semangat
menulis agak turun juga (Ya gak, Kak Li?). Mengapa? Karena kami jadi takut,
nanti kalau kami menulis, jangan-jangan tulisan kami disalahartikan lagi…
maksudnya buat si A, yang baca B, yang tersinggung C. Yaah… gitu deh, kan jadi
ga enak.
Belum lagi, dari tulisan kami
kadang ada yang ngejudge “Gombal banget sih lo!”, atau “Galau terus lo!”. Hahah…
itu hak kalian, tapi percaya deh… kadang apa yang ditulis itu hanya selintas
pikiran yang tercampur imajinasi. Maka akan sangat bijak bila kau menanyakan
langsung pada si penulis, apakah tulisan itu memang menceritakan tentang dirimu
atau bukan? Hindari asumsi (praduga tak jelas), langsung konfirmasi. Itu yang
diajarkan bos saya. Dan saya memahami pentingnya itu. Walau sebagai wanita,
kadang feeling saya jauh lebih tajam dan membuktikan asumsi saya. Tapi saya
tetap akan berusaha menanyakannya bila bertemu orang yang dimaksud.
Kembali ke kasus salah paham yang
berasal dari tulisan di blog… itu sungguh disayangkan. Bagi kami, terutama yang
suka mencampur adukkan kegalauan yang dikemas menjadi fiksi (cerpen, FF &
puisi) sehingga tidak murni mencerminkan apa yang ingin kami sampaikan… itu
celaka. Tapi apa mau dikata, kami hanya terus menulis, tanpa memedulikan
perasaan kalian. Karena bagi kami, menulis adalah kelegaan… kebebasan
berekspresi, suatu hal rutin… sama seperti kamu makan 3 kali sehari, eek 2
kali, dan tidur 8 jam (Eh, itu mah tha banget yee (“,)7 ).
Yaah… tolong dibaca lagi
kata-kata kutipan dari kak lili di atas… mohon maaf sekiranya ada tulisan yang
menyakiti hati Anda sekalian. Tapi sekali lagi, tolong konfirmasi dulu ke
penulisnya yaah…
*kasus yang sama, untuk kesekian
kali. Semakin berat.”
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment