Pages

08 October, 2013

Bertanya

Terkadang saya menyesali perenungan yang bahkan menambah daftar pertanyaan saya tentang hidup.

Seperti, Tuhanlah yang menciptakan kita berbangsa-bangsa agar saling mengenal  (begitu tertulis dalam firmanNya). Namun bila pada akhirnya kita tak saling mengenal dengan baik, bagaimana? Apakah itu murni kesalahan kita yang tidak mau mengenal atau terlalu sibuk untuk saling mengenal? Dan bukan hal yang mengherankan, bila dalam pencarian makna hidup ini saya terkadang merasakan keraguan pada Tuhan.
Pernah saya merasakan kecewa. Mungkin pada dasarnya kekecewaan terhadap diri sendiri. Terkadang, bila ada sesuatu yang sudah saya upayakan maksimal, yang bila menurut teori seharusnya berhasil, namun tidak dalam realitanya. Pengalihan (atau mungkin alibi?) saya adalah mungkin ada alasan di baliknya. Mungkin Tuhan belum mengijinkannya. Sedang batin saya mencari-cari (dengan kurang ikhlas) apa kesalahan yang saya buat.
Saat seperti ini, sering saya teringat pada Ibrahim yang mempertanyakan Tuhannya. Saya apresiasi sekali padanya. Hebatnya ia. Berhasil menemukan jawaban atas pertanyaan yang mendasar dalam fitrah manusia. Saya ingin dalam beragama, bertuhan, itu atas dasar kesadaran bukan keturunan ataupun ikut-ikutan. Bukan karena takut berbeda.

Entahlah, pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab itu (atau mungkin memang tidak diperlukan sebuah jawaban!) membatin dalam otak saya. Hakikat manusia mencari kesejatian, karena sejatinya manusia makhluk yang mudah bosan dalam kesemuan. Dan semoga Tuhan mengampuni saya.

Karena bertanya tidak membuatmu berdosa, bukan begitu tuhan?

-sekedar tulisan, tanpa premis ataupun konklusi-

Meta morfillah



No comments:

Post a Comment

Text Widget