Pages

22 June, 2015

[Review buku] Perjalanan rasa

Judul: Perjalanan rasa
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: Kurniaesa publishing
Dimensi: 204 hlm, cetakan kedua januari 2013
ISBN: 978 602 7618 10 7

Lima puluh satu cerita pendek yang  memiliki keterkaitan unik. Semua kata terakhir dalam cerita sebelumnya, akan menjadi judul cerita selanjutnya. Meski tidak berhubungan secara isi, tapi hal ini merupakan sesuatu yang sangat menarik, unik, dan nilai lebih buku ini. Beragam rasa diceritakan semacam sebuah perjalanan. Menemukan, mencari dan berusaha sampai pada jawaban. Dengan bahasa yang ringan, indah namun tetap bermakna dalam, penulis menyadarkan kembali pada hakikat kesejatian. Beragam analogi dari ayat kitab suci, lagu, kutipan buku atau perkataan orang terkenal, digunakan dalam menegaskan apa yang ingin disampaikan.

Sayangnya, ada banyak typo yang cukup mengganggu dalam kenikmatan membaca buku ini. Secara cover pun, saya kurang tertarik bila tak mengenal nama penulisnya. Tapi, secara isi... saya menyukai cara menulis fahd djibran. Saya juga suka membaca blog dan beragam tulisannya di facebook. Terasa lebih dekat dan nyata dalam keseharian. Saya mengapresiasi 4 dari 5 bintang.

"Cara Tuhan tidak mengabulkan sebagian doa kita adalah untuk mengabulkan doa-doa kita yang lainnya." (Hlm. 50)

"Tetapi, Adam, perempuan lebih suka diberi kepastian--bukan harapan yang setiap hari menerbitkan keraguan." (Hlm. 75)

"Nikmatilah semuanya. Sambutlah bayi-bayi yang dilahirkan. Peganglah tangan orang yang kamu sayangi. Relakan kepergian orang yang kamu cintai. Jatuhlah pada cinta dan bangunlah sebagai manusia yang berjalan di atas keyakinannya sendiri. Berlututlah pada keagungan. Bentangkanlah sayap saat seseorang menjatuhkanmu dari ketinggian--terbanglah seperti burung mencintai angin. Berjalanlah seperti seorang ayah yang menuntun putrinya. Berbahagialah seperti anak-anak. Waspadalah seperti pertama kali belajar berjalan. Dengarkanlah nyanyian angin. Jadilah air hujan yang membawa kehidupan baru bagi tanah-tanah yang kering. Jadilah matahari yang berani terbit dan siap untuk tenggelam. Jadilah seseorang yang membuat dunia jadi berbeda. Jadilah dirimu sendiri:  Kita bukan apa-apa, dan bukan siapa-siapa, sampai kita mewakili pikirab dan perasaan kita sendiri." (Hlm. 86)

"Mengapa kita tak pernah mengucapkan terima kasih pada diri kita sendiri--atas hal-hal baik, juga hal-hal buruk, yang sudah kita lakukan sejauh ini? Terima kasih telah selalu bertahan, dan telah selalu memutuskan untuk kembali berjalan... Yakinlah, kita telah dan akan selalu baik-baik saja." (Hlm. 147)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget