Pages

19 June, 2015

[Review buku] Dunia Kafka

Judul: Dunia Kafka
Penulis: Haruki murakami
Penerbit: Pustaka Alvabet
Dimensi: 608 hlm; 12.5 x 20 cm; cetakan I juni 2011
ISBN: 978 602 9193 03 9

Buku ini mengisahkan tentang dua plot dan sudut pandang yang berbeda. Plot pertama berkisah tentang Kafka Tamura dengan sudut pandang orang pertama "aku", remaja lelaki berusia lima belas tahun yang kabur dari rumahnya di Nakano, demi menghindari kutukan ayahnya dan mencari ibu serta kakak perempuannya. Dalam pelariannya, ia menemukan tempat penampungan yang tenang di sebuah perpustakaan pribadi di Takamatsu. Kafka menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan melatih fisiknya di pusat kebugaran. Hingga suatu hari ia dicari oleh polisi terkait kematian ayahnya. Ia pun bersembunyi di perpustakaan dengan izin Nona Saeki dan menjadi asisten Oshima.

Plot kedua berkisah tentang Satoru Nakata dengan sudut pandang orang ketiga, lelaki tua yang dapat berbicara dengan kucing dan bekerja paruh waktu dengan mencari kucing yang hilang. Pada suatu kasus, demi membawa kembali seekor kucing yang hilang, ia terpaksa membunuh seorang pria misterius. Kasus ini membuatnya harus pergi dari rumahnya dan menyelesaikan sebuah misi. Ia yang tak dapat membaca dan menulis disebabkan sebuah kecelakaan saat ia berusia sembilan tahun, terbantu oleh kehadiran seorang supir truk bernama Hoshino. Pelariannya pun membawanya ke kota yang sama dengan kafka. Nakata dan kafka memang berbeda dunia, tapi di alam metafisik keduanya saling terhubung dan begitu pula yang terjadi dalam realitas sesungguhnya.

Dengan kutukan Oedipus complexs yang menjadi inti cerita, novel ini menyuguhkan tentang pencariam identitas, tragedi, takdir, dan pergulatan hidup. Meskipun begitu gaya bahasanya ringan dan menghibur. Di beberapa part tetap saja ada adegan dewasa namun dikemas dengan bahasa yang menurut saya tidak terlalu vulgar.

Kesan pertama saat melihat sampul buku ini begitu menggoda dan membuat saya ingin cepat membacanya. Mengapa? Karena ilustrasi dan warna judulnya mengesankan genre yang saya sukai: thriller, kriminal. Namun saat membuka isinya, agak sedikit kecewa dengan fontnya yang agak rapat dan kecil, serta marginnya yang begitu mepet membuat mata mengantuk tiap kali membaca.

Namun secara isi, saya jatuh cinta. Surealis, thriller dan teka-tekinya begitu menarik dan membuat saya bertahan untuk menyelesaikannya dengan cepat. Hingga ending pun, saya tetap dibuatnya penasaran dan memiliko beragam pertanyaan, seperti tentang ayah kafka, apa yang sebenarnya dianutnya? Apakah ia mato? Lalu perihal kejadian di yamanashi, apa yang sebenarnya terjadi? Apa kaitannya dengan nakata dan mengapa ia yang dipilih? Kecenderungan yang saya lihat adalah murakami suka sekali membuat tokoh utamanya adalah pecinta buku, gemar membaca, juga mengerti musik klasik dan drama yunani. Seperti di Norwegian wood, saya menemukan kisah Euripides dan Aeschylus. Membuat saya penasaran sekali dengan kisah aslinya. Membaca karyanya selalu membuat saya ingin membaca buku-buku yang disebutkan di dalamnya, juga mendengarkan musik yang disebutkan. Saya suka sekali dengan gaya murakami, dan mungkin novel inilah yang lebih saya sukai daripada norwegian wood yang saya baca sebelumnya.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

"Kafka, dalam kehidupan setiap manusia, ada suatu titik di mana dia tidak dapat kembali lagi. Dan pada beberapa kasus, itu berarti suatu titik di mana kau tidak dapat maju lagi. Ketika kita tiba pada titik itu, yang dapat kita lakukan hanyalah menerima kenyataan. Dengan cara seperti itulah kita dapat bertahan." (Oshima, hlm. 206)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget