Pages

20 June, 2015

[Review buku] Analogi cinta berdua

Judul: Analogi cinta berdua
Penulis: Dara Prayoga
Penerbit: Bukune
Dimensi: iv + 184 hlm, 13 x 19 cm, cetakan pertama Mei 2014
ISBN: 978 6022 201267

"Orang yang jatuh cinta itu  keinginannya sederhana: berdua dalam cinta."

Dalam buku ini, oka mengajak kita menapaki lagi rasa dan fase-fase saat memulai memutuskan berdua. Mulai dari pedekate, nembak, jadian, beragam hal norak yang dilakukan saat berdua, berantem, hingga berakhir ke dua kesimpulan:

"Berdua untuk bahagia, atau berakhir terluka."

Oka menyadarkan bahwa berdua bukan berarti permasalahan akan terselesaikan. Malah, muncul masalah-masalah baru yang mungkin kondisinya akan terasa lebih buruk daripada ketika masih sendiri dulu. Belum lagi saat ada godaan dari luar. Fase saat kalian gak sejalan, lalu orang baru nampak lebih menjanjikan dibanding pasangan sekarang. Itulah yang diceritakan oka dalam buku ini, dengan mengisahkan kisah asmaranya bersama Tarisha.

Secara tampilan, pengemasannya cukup bagus. Tapi secara isi, bagi saya biasa saja. Penulis memang mencoba melucu di beberapa part, tapi hal itu sudah terlalu mainstream. Sehingga bagi saya sudah tak menarik. Mungkin jenis bacaan ini cocok untuk remaja dan kalian yang ingin membaca bacaan ringan.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Nggak ada yang tahu kalau seseorang yang pernah kita kenal di masa lalu, mungkin akan jadi 'seseorang' di masa depan. Seseorang yang berharga." (Hlm. 14)

"Sebaik-baiknya move on adalah jatuh cinta lagi." (Hlm. 16)

"Perbuatan seseorang itu seperti cermin terhadap apa yang sebenarnya dia rasakan dan butuhkan. Orang yang periang banget, kemungkinan besar dalam hatinha justru betul-betul butuh dihibur. Sama seperti orang yang mengerti. Orang yang paling mengerti sesungguhnya adalah yang paling butuh dimengerti." (Hlm. 69)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget