Pages

20 June, 2015

[Review buku] Perempuan pencari tuhan

Judul: Perempuan pencari tuhan
Penulis: Ade a.k.a Rindu
Penerbit: QultumMedia
Dimensi: xvi + 204 hlm, 14 x 21 cm, cetakan ketiga januari 2013
ISBN: 978 979 017 2067

Buku motivasi islam ini mengingatkan saya pada buku Menggapai Impian karya Masriyah Amva di Kompas. Tentu saja berbeda gaya bahasanya. Rindu lebih bergaya santai khas usia 20-25an. Namun bahasannya mirip, yakni tentang pengalaman keseharian penulis dan orang-orang sekitarnya, luka yang dialami, hingga metamorfosa yang didapat selama mengikuti arus kebaikan yang mendekatkan diri pada Allah.

Secara garis besar buku ini membahas tentang setan sebagai musuh abadi manusia, kehati-hatian mengelola hati, pencarian identitas mengenai siapakah aku? Pembahasan tentang hati yang kosong dan gelap, nyanyian jiwa dan telaga jiwa. Lalu membahas saat jiwa membutuhkan rumah, dengan menyediakan hati yang tenang. Itu bisa didapat dari membaca surat cinta dari allah, yakbi al qur'an, mengingat kematian sebagai koma, bukan titik. Menyikapi saat impian hancur berantakan, meyakini bahwa saya + allah = cukup, mengunduh bahagia dan menyingkap insight kun fayakun. Lalu saat allah hadir dalam bahasa cinta, penulis mengajak kita memahami hakikat cinta dan kedewasaan, patah hati, saat terasa sendiri berdiri di ujung jalan, indahnya perpisahan, berterima kasih pada luka, dan jangan menangisi yang bukan milikmu. Terakhir, saat pijakan berada di titik nol, apa yang harus dilakukan? Mendekatkan diri pada Allah, bagi wanita dengan menggunakan hijab, mempertanggungjawabkan nafas yang kita miliki, bersabar dan ikhlas tanpa tepi, melihat kematian menjadi guru kehidupan, simulasi bagaimana bila kita mengintip catatan malaikat pengawas kita, meninggalkan si dia demi DIA, dan mempercayai tangan Allah yang bekerja tanpa terlihat.

Tidak terlalu banyak hal baru yang saya dapati memang dari buku ini. Semua mainstream, namun tetap ada pembelajaran yang dapat saya ambil. Jujur, memang agak sedikit membosankan buku yang seperti ini karena penulis terasa seperti serba tahu, mendadak ustadz. Perlu suatu kondisi yang pas untuk membaca buku-buku bertipe seperti ini. Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Manusia yang terang alam kuburnya adalah manusia yang menjadikan bumi allah yang terhampar luas ini sebagai masjid baginya. Kantornya, kampusnya, tokonya, adalah mushalla yang selalu mengingatkan kepada allah. Meja kerjanya dan notebooknya adalah sumur ilmu untuk mengenal allah. Ia memfungsikan tatapan mata dan lidahnya menjadi mata dan lidah yang penuh rahmat. Ia melihat dan berkata-kata dengan kasih sayang dan kelembutan. Pikirannya senantiasa husnuzhan (berbaik sangka). Tarikan nafasnya berhias tasbih. Gerak hatinya adalah doa untuk memohon ampunan. Bicaranya bernilai dakwah. Diamnya zikir. Gerak tangannya sedekah. Langkah kakinya hanya untuk allah. Aktivitas kesibukannya adalah untuk memperbaiki diri, bukan sibuk mencari kesalahan orang lain." (Hlm. 43)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget