Pages

11 June, 2015

#Day11 Komunikasi

Tidak ada hubungan yang buruk, yang ada hanyalah komunikasi yang kurang baik.

Pernahkah kamu bertengkar dengan orangtuamu? Coba diingat lagi, apa sebabnya? Kamu bilang, orangtuamu tidak mengerti tentang dirimu. Pernahkah kautanyakan lagi, apa yang sesungguhnya orangtuamu pikirkan? Misal, kalian berdebat tentang kamu yang ingin kuliah di luar kota, tapi orangtua tidak mengizinkan sebab tidak ada satu pun kerabat di kota itu yang bisa dititipkan penjagaan atas dirimu. Lalu kalian sama-sama keras kepala. Masing-masing merasa pihaknyalah yang benar. Dalam situasi ketegangan seperti itu, harus ada salah satu yang mengalah untuk mendengarkan. Bukan berarti mengalah itu selalu kalah. Bukan. Tapi mengalah dalam suatu perbedaan pendapat adalah dengan berpikir tenang, mencoba menelaah dari sisi lawan bicara kita. Sebab, bila kita sama-sama ngotot, komunikasi sudahlah tidak sehat.

Tahu kan, apa saja pendukung suatu komunikasi berhasil? Dalam teori sederhananya, harus ada source (sumber), message (pesan), channel (saluran), dan receiver (penerima). Bila keduanya sama-sama ingin didengar, maka keduanya akan menjadi source. Nah, bagaimana bisa akan terjadi komunikasi yang baik, ketika tidak ada yang menjadi receiver?

Dalam semua hubungan... komunikasi berperan penting. Pesatnya teknologi komunikasi saat ini, ternyata bisa memperparah hubungan, bukannya menambah erat. Contoh, dengan asyiknya orang pada gadget masing-masing, lihatlah saat berkumpul. Komunikasi dengan orang sekitarnya menjadi kurang optimal. Kontak mata berkurang, sehingga lawan bicara merasa diabaikan. Lalu masing-masing asyik dengan gadgetnya. Mereka memilih berbicara dengan orang yang jauh jaraknya, yang bahkan tak kamu tahu apakah sedang benar tersenyum saat ia memberikan emoticon senyum. Tak kamu kenal dengan baik, dibandingkan yang ada di sampingmu saat ini. Ironis bukan. Teknologi yang seharusnya mendekatkan yang jauh, dan mengeratkan yang dekat, malah kehilangan kontrol. Mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Berapa banyak hubungan rusak, seperti orangtua dan anak, istri dan suami, teman? Well, this is smart phone era, so please be a smart user!

Ada juga kasus lalainya ibadah akibat asyiknya chatting. Ada lagi kasus rusaknya pertemanan karena komunikasi tertulis via whatsapp yang memang sensitif dan sebaiknya dibicarakan (komunikasi lisan), sebab tulisan tidak memiliki intonasi. Selalu ada perbedaan antara komunikasi lisan dan tulisan. Kamu tak bisa mendeteksi kebohongan dalam tulisan, tidak saat kamu mendengar suaranya.

Begitulah... bila salah satu hubunganmu ada yang sedang kurang baik, maka perbaikilah komunikasimu. Too much information is not good too... I think. You should have space to make your quality time: with your family, friends, and yourself, of course.

So please, don't be a dumb people. Technology is jusqt technology. It's a tools. It depends on you. You have that power: to destroy or to build?

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget