Pages

03 June, 2015

Kokoh keluarga dengan al qur'an [part OSD]

Kokohnya keluarga dengan Al Qur'an

Hari, tanggal: Selasa, 2 Juni 2015
Tempat: Masjid Istiqlal
Pembicara: Oki Setiana Dewi

Sebelum membangun keluarga, ada 3 hal yang harus diperhatikan:

1. Cari/pilihlah pasangan yang baik
Jangan pilih wanita cantik yang tumbuh di lingkungan kurang baik. Carilah di lingkungan baik seperti masjid.
Tidak ada yang namanya pacaran syariah: Gak pegangan, tapi boncengan iya.
Sebab wanita ibarat ladang. Meski benih suami baik, jika ladangnya tidak, maka tidak optimallah pertumbuhan benihnya bahkan bisa jadi tidak tumbuh.
Islam menyuruh kita mencari pasangan dengan kriteria yang paling baik agamanya. Agama itu adalah akhlak. Maka lihatlah akhlaknya baik atau tidak. Cara termudah adalah lihat dari pergaulannya. Apakah ia terbaik tapi dalam pergaulan buruk atau penuh maksiat?

2. Prosesnya juga harus baik
Jangan kotori prosesnya. Semisal laki-laki dan perempuan berduaan. Tak peduli seberapa saleh atau panjang jilbabnya, rentan sekali setan menggoda jika sudah berduaan.
Ada sebuah kisah nyata. Seorang laki-laki saleh dan wanita saleha yang akan menikah. Mereka sedang mencari rumah untuk tempat tinggal mereka nanti. Sayangnya, tidak ada satu pun keluarga yang dapat menemani. Sehingga mereka berangkatlah hanya berdua, dengan mobil. Saat sampai di rumah yang dituju, sang wanita masuk ke dalam kamar mandi dan mendapati banyak kecoa. Spontan, dia pun menjerit-jerit ketakutan. Sang lelaki yang khawatir, sigap masuk ke kamar mandi. Setelah mengusir kecoa, tinggallah mereka berdua di kamar mandi itu. Apa yang kemudian terjadi? Setan melihat peluang dan dia menggoda keduanya. Maka terjadilah zina. Sang lelaki bilang, "Tenanglah wahai calon istriku, sebentar lagi kita halal. Nanti kita taubat sama Allah." Beberapa hari menjelang pernikahan, sang lelaki mati karena kecelakaan sedangkan sang wanita tengah hamil. Naudzubillah.
Begitulah Allah melarang kita untuk mendekati zina. Sekadar mendekatinya saja dilarang, apalagi melakukannya. Karenanya, pada lelaki dan wanita, Allah menyuruh kita menahan pandangan dan menjaga kemaluan (Q. S. An nur ayat 30-31).
Juga sebagai orangtua, kita harus menjaga anak-anak kita. Jangan malah menjerumuskan seperti berkata "Malam minggu kok di rumah saja. Cari pacar, gih. Jangan kelamaan menjomblo." Lalu mengizinkan anaknya keluyuran sampai pukul 12 malam.
Dulu pada zaman Umar bin Khattab, ada sebuah kisah orangtua melaporkan anaknya yang durhaka pada Umar. Sebelum diadili, sang anak bertanya pada Umar "Adakah hak seorang anak dari orangtua?"
Umar menjawab, "Ada. Seorang anak berhak atas 3 hal. Pertama, orangtua wajib memberikan IBU yang baik. Kedua, memberikan NAMA yang baik. Ketiga, memberikan PENDIDIKAN (al quran) yang baik."
Anak tersebut menjawab, "Tidak kudapati ketiganya dari orangtuaku."
Maka Umar mengatakan, "Durhakalah orangtuamu."

3. Jadikanlah diri kita yang terbaik untuk pasangan kita kelak
Terutama seorang ibu. Sebab ia adalah madrasah pertama seorang anak. Maka, jadilah ibu yang baik, karena anak adalah peniru paling ulung, dan ia akan meniru orang terdekatnya, yakni ibu (orangtua).
Biasakan berkata baik, jangan suka memukul.
"Tidak akan disayangi Allah, orang yang tidak menyayangi."
Maka berdoalah yang baik untuk anak, sebab ada anak yang dilahirkan menjadi cobaan. Berikan contoh yang baik (uswatun hasanah).
Ajarkan tauhid sebagai dasar utama, dan kokohkan agar kelak ketika ia dilepas atau berjauhan dengan orangtuanya, ia akan tetap terjaga. Perintah ini ada dalam Q. S. Luqman ayat 12 dan Q. S. Al baqarah ayat 83. Terakhir, dan yang sering dilupakan oleh orang-orang, cara membuatnya (jima') pun harus sesuai aturan. Diawali dengan berwudhu, dan jangan lupa berdoa saat hendak jima', agar kelak anak yang dihasilkan dari jima' tersebut dilindungi dari setan.

Meta morfillah
Catatan pribadi, dengan redaksi penulis.

No comments:

Post a Comment

Text Widget