Pages

09 September, 2015

[Review buku] Cracking zone

Judul: Cracking zone
Penulis: Rhenald Kasali
Penerbit: Gramedia pustaka utama
Dimensi: 356 hlm, cetakan ketiga maret 2011
ISBN: 978 979 22 66 33 7

Buku ini memberikan gambaran bahwa Indonesia abad 21 mengalami revolusi gaya hidup yang dicermati dari bisnis telekomunikasi. Hampir semua memiliki smart phone yang layak berinternet. Semakin narsis tapi nasionalis, yang jauh jadi dekat--yang dekat jadi jauh, asyik sibuk sendiri, alay, multitasking, dan real time. Ada good news dan bad news. Sebab, geliat perubahan dan pendapatan per kapita nasional pun melonjak hingga menembus US$ 3000 berkat teknologi yang menjadikan dunia semakin terintegrasi.

Apa yang menyebabkan revolusi tersebut? Ternyata semua berubah karena ulah seorang cracker. Cracker adalah seseorang yang mengubah wajah industri karena tanggapnya mereka terhadap kode-kode perubahan. Mereka tidak menganut asas "wait and see" melainkan segera bertindak.

Di bagian satu, penulis memaparkan beragam fenomena--seperti generasi C yang terlahir membawa mouse. Istilah penulis adalah digital native--yang menandakan zona baru sehingga terciptalah peluang cracking zone. Lalu di bagian dua, penulis memaparkan beragam hal yang harus dihadapi saat seorang cracker memulai kerjanya, yaitu harus siap beradaptasi secara radikal, menghancurkan beragam tembok-tembok radikal dan tentunya mempersiapkan diri menghadapi serangan balik radikal dari mereka yang kaget dan melawan. Di bagian tiga, penulis memaparkan bagaimana mengelola cracking sebuah zona. Melalui interview mendalam dengan tokoh Hasnul Suhaimi, presiden direktur XL yang mengubah wajah industri telekomunikasi di indonesia dengan radikal. Terakhir, di bagian empat yang merupakan epilog, penulis memberikan dasar untuk seseorang menjadi seorang cracker serta konsep think and rethink yang harus diterapkan agar terus tercipta inovasi dan kreasi baru.

Buku ini memang merupakan hasil kajian penulis yang didalami dalam memotret indonesia melalui telekimunikasi di tahun 2010. Tokoh utamanya adalah Hasnul Suhaimi dan XL. Sehingga, beberapa part merupakan pengulangan-pengulangan kembali untuk menegaskan sebuah pemikiran penulis. Juga dipenuhi data-data terkait. Jujur saja, itu membuat saya merasa agak bosan. Ditambah layout tulisannya menurut saya kurang menarik, terlalu full, dan kadang terbagi menjadi beberapa informasi sehingga memecah konsentrasi saya saat membaca. Harus ke mana dulu nih bacanya? Begitu yang saya sering alami sepanjang membaca buku ini. Pengemasannya pun tak seelegan buku re-code your change DNA, kertasnya campuran dengan komposisi lebih banyak kertas tipis buram/kuning, baru disela beberapa kertas majalah di pergantian bab. Juga konteks saar membaca buku ini cukup berpengaruh bagi saya. Mungkin di tahun 2010 konsepnya menarik, tapi bagi saya yang baru membacanya di tahun 2015, seperti ke masa lalu, mempelajari sejarah. Sudah banyak istilah yang out of date, sehingga tak menarik lagi.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Kesuksesan adalah kemampuan untuk berpindah dari sesuatu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan antusiasme." (Winston churcill, hlm. 285)

"Betapa pun hebatnya leadership Anda, tanpa dukungan pemilik dan tanpa kelugasan berkomunikasi, lebih baik Anda mengatakan tidak. Bila kepercayaan tidak didapat, saran saya, lebih baik Anda mengurus usaha sendiri atau bekerja untuk masyarakat. Hidup Anda akan menjadi lebih berbahagia karena Anda berkinerja." (Hlm. 301)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget