Pages

08 September, 2015

[Mentoring] Tafakur tentang matahari & kisah burung hudhud

Mentoring
Minggu, 6 september 2015

TAFAKUR TENTANG MATAHARI
By Sulis

"Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari." (Q. S. 91 [Asy syams]: 1)

Allah sampai bersumpah dengan menggunakan matahari.

"Dan Dia menundukkan malam dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti." (Q. S 16 [An Nahl]: 12)

Belajarlah dari matahari yang taat pada Allah. Ia tahu kapan harus show off dan show up. Ia tidak memaksa untuk terus bersinar, tetapi ia bergantian dengan bulan.  Ia tahu kapan harus terbit dan kapan harus terbenam. Jangan serakah, tahu diri, dan tidak mengambil kesempatan orang lain.

"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (Q. S. 36 [Yaasin]: 40)

Hiduplah seperti matahari yang sesuai garis edarnya. Bila ia mengingkari garis edarnya, niscaya akan kiamat dunia. Nah, kita juga harus begitu, berpedoman pada Al Quran dan As Sunnah. Juga tirulah jarak matahari yang proporsional dengan bumi, tidak terlalu dekat sehingga panas, juga tidak terlalu jauh sehingga dingin. Kita pun harus seperti itu, tidak berat sebelah. Jadilah umat yang tengah-tengah, tidak posesif dan tidak cuek. Matahari juga tidak memilih-milih membagi cahayanya pada siapa. Semua terkena cahayanya. Kita juga harus seperti itu dalam bekerja. Tidak boleh pandang bulu, harus ikhlas menjadi sumber energi bagi semuanya.

KISAH BURUNG HUDHUD (NABI SULAIMAN AS)
By Bu Evi

"Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, 'Mengapa aku tidak melihat Hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atay kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.' Maka tidak lama kemudian (datanglah Hudhud), lalu ia berkata, 'Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba' membawa suatu berita yang meyakinkan. Sungguh kudapatu ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar." (Q. S. 27 [An Naml]: 20-23)

Dari ayat tersebut, kita bisa mempelajari inisiatif hudhud untuk mengintai suatu kaum (Saba'), sehingga kaum tersebut nantinya mendapat hidayah. Meski ada konsekuensi besar atas keterlambatannya yang menyebabkan ia dicari-cari nabi sulaiman, tapi hudhud tahu dan tanggap seberapa urgennya tugas tersebut. Bukan berarti ia tasayub (lepas kontrol).

Tentunya tidak mudah mengambil inisiatif, diperlukan sebuah keahlian untuk mengetahui prioritas. Hudhud sebagai prajurit selalu sadar akan misi (yakzah), teliti dalam berbuat, dan semangat menyadarkan kaum. Hudhud pun bertanggungjawab mempresentasikan uzurnya (kenapa telat), berani mengambil risiko, dan pandai meyakinkan.

Nabi sulaiman sebagai pemimpin pun perlu dicontoh mengenai kontrol dan ketegasannya terhada para prajurit, dalam level apa pun.

Ibrah:
1. Seorang dai yang merupakan manusia tentunya lebih mulia dari hudhud dalam berinisiatif berbuat baik. Pelajari analisa SWOT suatu kegiatan sebelum mengambil tindakan.
2. Tidak seluruh rencana atau program kerja dapat dievaluasi. Jadi sangat perlu pengarahan yang tepat (bereskan job desc di awal).
3. Adanya pengecekan atas keterlambatan hudhud oleh nabi sulaiman. Pemimpin harus terus memantau kehadiran binaannya dan juga fleksibel, ada kemungkinan pembatalan hukuman/pemaafan. Dalilnya lihat Q. S. 27 [An Naml]: 27, saat nabi sulaiman mengonfirmasi/tabayyun mengenai berita yang dibawa hudhud.
4. Sebagai prajurit, janhan hanya asal kerja saja, tapi juga positif dan berbobot. Berani karena benar, takut karena salah.
5. Kehadiran yang dapat menyelamatkan dari uzur qiyadah. Selalu hadirlah dalam segala aktivitas dakwah, baik liqo atau pun kerja sosial.
6. Dengan kerja yang kelihatannya kecil, hanya mengamati suatu kaum, bisa menghasilkan potensi besar (ratu balqis yang kaya dan berkuasa akhirnya beriman pada Allah diikuti seluruh kaumnya). Banyak sekali hasil besar yang dirintis satu orang, terutama tipe pemikir yang inisiatif dan mengeksekusi idenya. Tentunya juka didukung dan didanai sekelompok orang. Maka kita hendaknya selalu merasa kurang dalam setiap amal pada Allah, saat menunaikan kewajiban sebagai hamba, sehingga timbullah kreativitas untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Mobilitas tinggi, waktu sedikit, lahirlah banyak ide untuk menunaikan semua amanah tersebut.

*catatan pribadi penulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget