Pages

30 September, 2015

Hati, nikah, dan left grup

Pembahasan tentang hati dan nikah, tak ada habisnya di grup mana pun. Pembullyan terhadap jomlo-jomlo pun tersebar di media sosial mana pun. Bila sudah ada yang memulai topik ini, tak jarang langsung ramai atau langsung senyap. Ada yang bahkan left. Mungkin dia sudah eneg sama bahasan itu, sementara masih banyak bahasan lain yang lebih bermutu. Well... kadang saya juga merasa seperti itu. Atau bahkan saya pelakunya? (Duh, maafin meta, ya allah).

Tapi, saya berpikir kembali... bila ini dibiarkan, berlanjut dengan fenomena left grup yang mengganggu psikologis teman-teman dalam grup, agaknya harus mulai diperhatikan. Tentu saja, topik itu akan selalu menjadi trending topic, terlebih bila grupnya diisi jomlo semua. Tapi, jangan sampai pembahasan monoton itu menyebabkan teman kita yang lain jadi apatis, skeptis, pesimis, dan malah menganggap nikah adalah momok. Padahal nikah adalah ibadah.

Perhatikanlah akhlak rasul dalam menegur atau mengingatkan Rabi'ah dan Julaibib yang buruk rupa dan miskin untuk menikah. Bukan dibully, tapi ditanya beberapa kali, itu pun tidak dalam rentang waktu seharian dan dalam kondisi yang santai.

"Tidakkah kamu mau menikah, wahai Rabi'ah/Julaibib?"

Rasul pun tak menuntut atau menasihati macam-macam saat mendengar jawaban dan alasan yang dikemukakan keduanya. Ia hanya menanyakan hal itu kembali di saat yang dirasa tepat. Hingga kedua orang itu akhirnya memiliki sudut pandang baru dan berbeda tentang pernikahan.

Ah... alangkah rindunya, belajar dari perilaku rasul. Nasihat, dorongan, motivasi yang disampaikan dengan cara yang benar dan baik, bukankah itu yang para jomlo butuhkan? Bukan disudutkan.

Afwan bila ada yang tersungging eh tersinggung sama pemikiran saya.

Meta,
Masih belajar perkara nasihat-menasihati

No comments:

Post a Comment

Text Widget