Pages

28 September, 2015

Kisah haru di #KhitananMassalPAY

Anyway, tadi itu yang berkesan saat ada anak kecil. Dengan semangat sendirian dia menuju kasur "eksekusi", celingak-celinguk ini orang tuanya mana ya.. ternyata yang datang menghampiri seorang wanita tua, sontak saya  bertanya "Ibunya ya?"
Sang ibu tua menjawab, "Saya neneknya"
Lantas menyelidik, saya bertanya kembali, "Ibu bapaknya menunggu di luar?"
Sang ibu tua menjawab dengan polosnya, "Itu anak gak punya bapak ibu."
Lanjut ibu tua itu, "Bapaknya pergi, dia ditinggal gitu aja, ibunya meninggal".
Saya terdiam sejenak sembari melihat semangat dan keberanian anak itu. Lantas diri ini benar-benar merasa kecil.

Suatu hari nanti saat momen sekali seumur hidup kita, pastinya mendambakan ada dua sosok menemani kita. Bagi seorang pria bisa saja saat dikhitan, saat ia wisuda, pun saat menikah, harus ada sosok yang menjadi penyebab ia terlahir ke dunia menemaninya. Namun hidup tak seindah itu kan?

Pada akhirnya semangat dan keberanian diri kitalah yang mengantarkan diri kita menjadi lebih baik. Di saat kita kehilangan sosok itu atau pun sosok itu yang sengaja menghilang begitu saja dari hidup kita. Pastinya menjadi lebih mudah jika orang yang dicintai selalu membersamai kita, pun jika mereka tak ada, yakinlah cinta mereka tetap ada dalam hati kita dalam tiap nafas kita dalam tiap aliran darah kita, walaupun kita sama selalu tak pernah berjumpa dengannya.

(Ucil, yang galau malam ini)

*Kisah di atas terjadi di acara #KhitananMassalPAY bersama #112AnakYatimDoeafa Minggu 27 September 2015 lalu. Banyak kisah haru lainnya. Saya sendiri sebagai CP pendaftaran terkadang suka sedih saat mengajukan pertanyaan "KTP orangtuanya mana?" pada anak yang yatim. Sebab saya merasa mengajukan pertanyaan yang salah. Pasti, dalam hati mereka ada rasa nyeri karena diingatkan bahwa mereka tidak memiliki orangtua yang lengkap lagi. Meski wajah mereka tetap menampilkan senyum & kepolosan tapi mereka tetaplah anak kecil yang butuh kasih sayang. Saya sendiri sudah yatim selama 14 tahun, dan tetap rindu sosok bapak saya. Apalagi mereka.

Jadi... itulah yang memotivasi kami untuk #BuatMerekaTersenyum
Sesungguhnya, kami hanya meringankan sedikit saja kecemasan mereka dengan acara-acara... beban hidup mereka tak berkurang begitu banyak dan kehilangan mereka akan sosok orangtua tak akan pernah terobati.

Masihkah kalian enggan berbuat baik untuk mereka, di tengah rezeki yang kalian nikmati?

Jangan bosan berbuat baik, meskipun terlihat membosankan.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget