Pages

13 September, 2015

[Review buku] Aku ingin menjadi istrimu

Judul: Aku ingin menjadi istrimu
Penulis: Asma Nadia & BiruLaut
Penerbit: Lingkar Pena
Dimensi: 176 hlm, 18 cm, cetakan kedua februari 2005
ISBN: 979 3651 06 7

Sepuluh cerpen dengan tema cinta dan pernikahan, berselang-seling karya asma nadia dan birulaut. Cerita pertama berjudul "Ngambek", menceritakan fenomena pertengkaran suami istri yang biasa terjadi dikarenakan kesalahan komunikasi hal-hal kecil. Cerita kedua berkisah tentang perjuangan suami istri yang ingin membelikan rumah untuk anaknya, berjudul "Rumah buat langit". Cerita ketiga berkisah tentang seorang wanita yang setia memendam perasaannya pada seorang lelaki dan selalu berbisik "Aku ingin menjadi istrimu". Cerita keempat berkisah tentang kesetiaan suami yang teruji kala istrinya sakit, berjudul "Dan maknannya aku cinta".

Cerita kelima--pernah saya baca di buku sakinah bersamamu karangan asma nadia--berjudul "Mata yang sederhana" mengisahkan seorang suami yang ingin istrinya yang sederhana lebih merawat diri dan penampilan. Cerita keenam berjudul "Lebaran", berkisah tentang fenomena lebaran yang identik dengan pemborosan dan memaksakan harus memiliki segala yang baru. Cerita ketujuh berjudul "Klise" mengisahkan penemuan mencengangkan tentang ketidaksetiaan seorang ayah yang selama hidupnya dikenal begitu setia, hanya karena sebuah klise. Cerita kedelapan mengisahkan firasat seorang istri saat suaminya iseng dengan wanita lain, berjudul "Maaf". Cerita kesembilan mengisahkan dua orang yang saling memendam rasa hingga salah satunya berkeluarga sementara satunya setia menunggu, berjudul "Cinta begitu senja". Cerita terakhir berjudul "Modis" mengisahkan tentang suami yang terobsesi agar istrinya berpenampilan modis lalu pada akhirnya menyesali keputusannya.

Di antara kesepuluh cerita itu saya paling suka cerpen berjudul "Cinta begitu senja", "Klise", dan "Mata yang sederhana". Ketiganya karangan asma nadia.

Gaya bahasa kedua penulis sangat mengalir, ringan, dan mudah dicerna. Kekhasan asma nadia yang cukup puitis namun lugas disertai birulaut yang gemar memberikan twist di akhir membuat buku ini menarik dibaca. Isu-isu yang sebenarnya cukup serius bisa diramu menjadi cerpen yang ringan, tentunya karena kedua penulis berpengalaman dan jeli dalam melihat permasalahan di tiap cerpen.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Aku sering heran, mengapa Tuhan tak mengabulkan saja semua keinginan-keinginan kita."
"Karena tidak setiap keinginan selalu baik buat kita." (Hlm. 49)

Meta morfillah

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget