Pages

31 August, 2015

[Review buku] Where the mountain meets the moon

Judul: Where the mountain meets the moon
Penulis: Grace Lin
Penerbit: Atria
Dimensi: 266 hlm, cetakan I November 2010
ISBN: 978 979 024 460 3

Minli, gadis kecil yang hidup di rumah reyot di kaki Gunung Nirbuah awalnya merasa senang dengan hidupnya. Meski pas-pasan, tapi ia selalu memiliki Ba, Ma, dan cerita-cerita dongeng Ba tentang Kakek rembulan yang bisa menjawab semua pertanyaan dan mengubah peruntungan. Sayangnya, Ma yang sering sekali mengeluh dan mendesahkan ketidakbahagiaannya membuat Minli ingin mengubah peruntungan keluarganya. Gadis kecil itu ingin membuat keluarganya tidak lagi miskin. Minli pun memutuskan untuk pergi dari rumah dan mencari kakek rembulan.

Tanpa disangka, ternyata semua dongeng tua yang dituturkan oleh Ba setiap malam merupakan kisah nyata. Pencarian Minli merupakan jalinan dongeng-dongeng Ba dan dongeng orang yang ditemuinya di jalan. Bahkan ia bertemu beragam hal ajaib. Mulai dari kisah hidupnya tentang Ma dan Ba yang bekerja keras di sawah, penjaja ikan mas dan ikannya, persahabatannya dengan naga yang tak bisa terbang, para monyet yang serakah, bocah penggembala kerbau, raja kota terang bulan, pelindung kota, garis pinjaman, sebuah keluarga yang mengetahui rahasia dan isi kertas kebahagiaan, hingga akhirnya perjumpaan ia sendiri dengan Kakek rembulan. Dari sekian banyak hal yang ingin ditanyakannya, Minli hanya berhak mengajukan satu pertanyaan. Perjalanan panjang itu pun telah membuka mata Minli, dan pada akhirnya memberi Minli kebijakan atas satu pertanyaan yang diajukannya. Dan itu bukan lagi tentang peruntungan atau nasibnya agar lebih baik.

Membaca buku ini, membuat saya kembali ke masa kecil. Banyak sekali dongeng cina yang diselipkan dalam cerita. Bahasa yang digunakan begitu sederhana, sehingga buku ini pun cocok untuk dibaca anak-anak. Menurut saya penulis begitu pintar menggabungkan unsur fantasi dengan kisah rakyat cina. Tentu saja yang saya sukai adalah happy ending. Selalu di setiap dongeng, terutama cina, berakhir dengan pemahaman akan kebijakan hidup yang lebih baik. Bahwa satu kata yang tertulis dalam rahasia dan kertas kebahagiaan adalah SYUKUR. Dari cerita sederhana ini, saya banyak belajar kembali tentang hidup. Mungkin memang kesederhanaan menjadi kemewahan tersembunyi saat ini.

Ternyata penulisnya merupakan orang Asia (cina) yang sempat mengingkari darah asianya sebab ia dibesarkan di amerika. Namun saat ia mulai berdamai dan menerima darah asianya, lihatlah apa yang dia hasilkan saat ini. Buku yang keren menurut saya. Ditambah dengan gambar-gambar ilustrasi cantik berwarna di beberapa bagian.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang, meski pun ada beberapa typo.

"Kau hanya kehilangan apa yang kau pegang." (Hlm. 132)

"Jika kau membahagiakan mereka yang ada di dekatmu, mereka yang jauh darimu akan datang." (Hlm. 238)

"Untuk apa kami mengubah peruntungan kami?"
Kekayaan bukanlah rumah yang dipenuhi emas dan batu giok, namun sesuatu yang jauh lebih bermakna daripada itu. Sesuatu yang telah dimilikinya dan tidak perlu diubahnya. (Hlm. 242)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget