Pages

02 August, 2015

[Mentoring] Masuk surga sekeluarga

Materi liqo, 2 Agustus 2015
Bu Evi

MASUK SURGA SEKELUARGA

Di mana pun kita berada, kita adalah da'i. Misi kita adalah menyentuh atau memperbaiki orang lain. Maka, momentum lebaran yang biasa digunakan untuk mudik atau silahturrahim sebaiknya dimanfaatkan juga untuk bersyiar. Pastikanlah bahwa keluarga kita bervisi surga. Jangan terbiasa berpikir hidup enak (duniawi), tapi pikirkan juga bagaimana mati enak (akhirat).

Maka untuk mewujudkan masuk surga sekeluarga dimulai dengan SAMAKAN VISI.

Ingatkan keluarga untuk masuk surga bersama-sama. Memang biasanya lebih mudah memberitahu ke yang lebih muda, terutama anak kecil. Jika kamu adalah kakak atau tante, coba komunikasikan perasaanmu ke mereka. Karena anak-anak biasanya lebih peka perasaannya. Contohnya bilang gini,
"Teta gak mau masuk surga sendirian. Kalian mau ikut teta ga ke surga? Kalau mau, kita sama-sama yuk beribadah dan saling mengingatkan!"

Atau

"Ummi sedih deh, kalau nanti ummi meninggal lalu masuk surga, lalu ummi gak nemuin kakak di surga. Ummi gak mau pisah sama kakak. Makanya, kita jaga diri yuk dari api neraka."

Jangan malu sampaikan visi bahwa kita ingin masuk surga sekeluarga.

Q. S. At Tur ayat 26:
Mereka berkata, "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)."

Ingatkan juga bahan bakar neraka adalah batu dan manusia. Maka sudah seharusnya visi rumah tangga muslim adalah

Q. S. At tahriim ayat 6:
Kuu anfusakum wa ahliikum naa raa (Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka)

Jangan kecewa bila peringatan kita diabaikan. Sebab dakwah kepada keluarga memang lebih berat. Sudah banyak contoh terdahulu seperti nabi nuh, nabi luth dan asiyah, istri fir'aun yang bahkan dibunuh oleh fir'aun sendiri.

Saat anak sulit dinasihati, pikirkan lagi apakah nafkahnya sudah halal? Sebagai istri, kita harus mengingatkan suami, jangan hanya berpikir tentang nominalnya saja. Cek kehalalannya. Seperti para istri saleha yang akan berkata,

"Carilah nafkah yang halal. Kami mampu bersabar terhadap rasa lapar, tapi kami tidak mampu bersabar terhadap panasnya api neraka."

*catatan pribadi penulis

Meta morfillah

1 comment:

Text Widget