Pages

24 August, 2015

[Review buku] Wonderful radio

Judul: Wonderful radio
Penulis: Lee Jae Ik
Penerbit: Bentang
Dimensi: vi + 318 hlm, 20.5 cm, cetakan pertama september 2012
ISBN: 978 602 8811 91 0

"Ketika kau terpaksa melepas milikmu, bisa jadi semesta tengah menyiapkan sebuah kejutan istimewa untukmu."

Jin Ah begitu menyesal tiap kali mengingat kebodohannya 10 tahun lalu. Saat dirinya begitu bersinar sebagai leader sekaligus pencipta lagu sebuah grup idola bernama Purple, ia memutuskan untuk membubarkan grup tersebut. Padahal grupnya sudah mencapai level Hallyu (internasional). Kesombongan masa muda membutakan dirinya. Ia kira ia akan diterima dengan solo karier, namun semua ekapektasinya gugur. Kariernya berantakan, kehidupan cinta nyaris tak ada harapan. Dia bagaikan bintang yang karam begitu dalam. Tapi dia tetap mencoba untuk hidup dan bertahan sebagai DJ di Wonderful Radio.

Sayangnya, satu-satunya pekerjaan itu pun terancam lepas karena produser radionya diganti. Jae Hyeok, seorang lelaki dingin, tak banyak bicara dan terkenal akan keprofesionalannya dalam bekerja, menggantikan produser radio Jin Ah yang melahirkan. Suasana hingga metode kerja Jae Hyeok berbeda 180 derajat dengan produser sebelumnya. Ia mengancam halus seluruh tim, bila tidak mampu memberikan ide baru yang dapat mendongkrak rating wonderful radio, bahwa mereka semua bisa kehilangan pekerjaan. Berawal dari pertemuan pertama yang kurang menyenangkan dan seperti musuh, perlahan Jin Ah dan Jae Hyeok saling mengisi. Saat cinta perlahan menghampiri, cinta lama menyambangi Jae Hyeok dan kasus plagiarisme menimpa Jin Ah. Mereka dihadapkan pada kenyataan yang menyakitkan.

Membaca novel ini membuat saya seakan-akan sedang menonton drama korea. Ya, mindset awal saya membaca nama penulis dan nama tokoh, serta setting tempat dan waktunya membuat saya mudah memvisualkan kejadian dalam buku ini sebagaimana serial drama korea yang pernah saya tonton. Beragam konflik, budaya serta karakter umum orang korea tergambar jelas. Tapi ada hal yang membuat saya tergelak saat membacanya. Di halaman 243, ada ungkapan "Bencilah dosanya, jangan benci orangnya." Itu adalah kalimat yang sering saya temukan dalam buku agama Islam. Lucu bukan, ada di novel genre romantis orang korea yang kebanyakan ateis... hehe

Secara isi ceritanya cukup bagus, mengalir, meski mainstream. Yang saya sukai adalah beragam lirik dan kalimat pembicaraan para tokohnya yang baku, sopan, dan puitis. Ada banyak catatan quote yang saya dapatkan di novel ini.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Yang membuat seorang manusia menjadi putus asa adalah manusia lainnya, tapi yang dapat mengubah rasa putus asa tersebut menjadi sebuah harapan juga seorang manusia."(Hlm. 7)

"Aku akan mencintaimu. Tak sekadar permainan sehari, tetapi cinta yang sangat panjang." (Hlm. 172)

"Ternyata aku seperti ini. Ini adalah caraku mencintai. Saat aku mencintai seseorang, aku akan mempertaruhkan segalanya untuk orang itu dan mengerahkan segenap hatiku. Setelah menyadari itu, dia takut untuk mencintai lagi. Bahkan, dia tidak bisa membayangkan dirinya akan jatuh cinta lagi." ( hlm. 202)

"Saat mencintai, orang yang jatuh cinta itu tidak mencintai orang yang dicintainya karena dia luar biasa. Dia bisa saja mencintai orang yang tidak boleh dicintai, orang yang sulit dicintai, orang yang terlalu keliru untuk dicintai, orang yang tidak pantas dicintai, atau orang yang tidak dapat digapai. Itulah cinta. Sangat tidak masuk akal dan bodoh." (Hlm. 243)

"Kenapa kau mencintaiku?"
"Aku mencintaimu karena tidak bisa tidak mencintaimu." (Hlm. 277)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget