Pages

02 August, 2015

Bunga sepatu

Gadis itu duduk di pinggiran air mancur. Menunggu kedatangan temannya sembari mengamati kesibukan taman. Seperti yang sudah diduganya, taman begitu ramai di akhir pekan. Banyak pasangan, baik yang sudah berkeluarga atau pun belum menghabiskan sore di taman. Anak-anak kecil berlalu lalang, berkejaran, atau bermain gelembung sabun. Gelak tawa mereka menularkan senyum pada sang gadis. Hingga ia lupa bahwa ia sedang menunggu.

Tiba-tiba, seorang anak memberikan bunga sepatu berwarna merah muda padanya.

"Eh, buat saya?"

Anak lelaki itu mengangguk dan langsung berlalu tanpa sempat sang gadis mengucapkan terima kasih.

"Maka... sih." Suara sang gadis tertelan angin. Bingung. Seingatnya, tak ada pohon kembang sepatu di taman ini. Lantas, dari mana anak itu mendapatkan bunga ini? Pikirnya.

Tanpa sempat menganalisa lebih jauh dan menemukan jawabannya, kembali sang gadis dihampiri anak-anak keckl lainnya. Hingga dua puluh enam tangkai bunga sepatu ada dalam rengkuhannya.

"Eh.. dik, sebentar. Ini kamu petik dari mana? Siapa yang menyuruh kalian?"

Pertanyaannya kembali ditelan angin. Anak-anak itu hanya tersenyum malu lalu berlari menjauhinya. Masih dalam kebingungan. Tiba-tiba seorang anak perempuan memberikannya sebuah kertas dengan tulisan

26 tangkai bunga sepatu persis usiamu saat ini

Kening gadis berkerut membacanya. Perbuatan siapa ini? Apakah teman perempuannya yang sedang ia tunggu kehadirannya, yang menyiapkan kejutan ulang tahun untuk dirinya seperti ini? Agak aneh rasanya. Gadis berfokus pada surat itu dan menduga-duga, hingga tak disadarinya ada sepasang kaki melangkah mendekat.

"Selamat ulang tahun!"

Gadis mendongak. Menatap sang empunya suara.

"Loh... kamu?"

Lelaki itu tersenyum.

"Ini kerjaan kamu?" Gadis menunjukkan dua puluh enam tangkai bunga sepatu dan surat yang sedang digenggamnya.

Lelaki itu mengangguk. Mengambil tempat, duduk di sisi kanan sang gadis.

"Dua puluh enam tangkai bunga sepatu berwarna pink. Pertama, sebab aku tahu kamu tak suka hal yang mainstream seperti mawar. Meski kamu tak akan menolaknya dan menghargai apa pun yang diberikan orang lain untukmu. Kedua, sebab bunga sepatu sering dilambangkan sebagai bunga sempurna dalam pelajaran IPA. Kuharap, dua puluh enam tahun usiamu membuatmu semakin sempurna seperti bunga sepatu. Dan juga cinta kita. Kuharap hal sederhana ini akan menyempurnakannya."

Gadis kehilangan kata. Persis dongeng yang ia harapkan dengan sedikit modifikasi imajinasi kekonyolan dirinya.

Meta morfillah

1 comment:

Text Widget