Pages

16 June, 2017

[Review buku] Bidadari bermata bening

Judul: Bidadari bermata bening
Penulis: Habiburrahman el shirazy
Penerbit: Republika
Dimensi: iv + 337 hlm, 13.5 x 20.5 cm, cetakan II Mei 2017
ISBN: 978 602 0822 64 8

Bagaimana menjaga cinta dan rindu dalam bingkai halal tanpa pernah memadamkan cita? Itulah yang saya rasakan saat membaca novel ini. Dari tokoh Ayna, bahwa takdir tak perlu disesali. Meski terlambat dan membelokkan lika-liku kehidupan, pasrahkan saja semuanya kembali pada Allah. Maka benarlah frasa, jika jodoh tidak akan ke mana, meskipun jalurnya agak memutar dan membutuhkan waktu tambahan.

Ayna, santriwati yang miskin, anak seorang TKW namun taat pada Kyai dan Bu Nyainya, memendam cinta pada Gus Afif yang merupakan putra penerus pesantren, yang ternyata memendam rasa yang sama. Sayangnya, beragam rintangan menghalangi penyatuan cinta mereka. Mulai dari Pakde dan Bukde Ayna selaku wali, keresahan Bu Nyai yang menyebabkan telatnya lamaran hingga Ayna terpaksa menikah dengan konglomerat koruptor, dan beragam trik yang harus Ayna lakukan agar bisa lepas dari jerat keserakahan manusia tanpa lepas dari Allah.

Sungguh, sesederhana kehidupan santri yang diceritakan penulis, namun konfliknya begitu terasa. Entah mengapa setiap karya penulis dibilang novel pembangun jiwa, dan memang benar adanya. Membacanya membuat saya tak ingin lepas, banyak berzikir dan menambah ilmu agama saya. Membuat saya lagi-lagi iri pada yang berilmu dan ingin merasakan nyantri, belajar terus.

Sayangnya, penyuntingan kali ini begitu jelek. Ada banyak typo, kurang spasi dan hal teknis lain yang seharusnya tidaklah terjadi oleh penerbit sebesar ini.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Ungkapan cinta itu memberi tambahan nyawa dalam jiwa. Meskipun ia tidak yakin apakah akan berjodoh dengan pemuda yang ia cintai dan mencintainya. Cukuplah ia tahu bahwa di sana ada orang yang mencintai dirinya, itu sudah jadi semacam doa baginya." (H.157)

"bertambah umur harus bertambah ilmu." (H.193)

"Benamkan dulu kepalamu di lautan, jika engkau menunggu dengan sabar niscaya engkau akan mendapatkan mutiaramu." (H.229)

"Kebahagiaan seorang guru adalah ketika muridnya mampu mengajarkan kebaikan pada banyak orang." (H.291)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget