Pages

16 October, 2015

[Review buku] Bulir-bulir pasir waktu

Judul: Bulir-bulir pasir waktu
Penulis: Sidney sheldon
Penerbit: Sanjaya
Dimensi: ebook, 429 hlm, no ISBN

Dengan latar Spanyol di tahun 1976, di mana perang saudara--antara kaum Basque yang memperjuangkan kemerdekaannya dengan pemerintah--meletus begitu hebat, penulis mengisahkan suasana saat itu melalui empat tokoh biarawati. Lucia, yang melarikan diri dan menyimpan rahasia pembunuhan yang kejam dari Sisilia. Teresa, wanita alim yang kecewa pada masa lalunya dan memutuskan mengabdi di biara hingga 30 tahun. Graciela, wanita cantik dan termuda yang ingin menebus dosa masa lalu saat remaja. Dan Megan, yatim piatu yang memiliki imajinasi serta daya berontak dalam pikirannya. Suatu pagi terpaksa meninggalkan kesucian dan keheningan biara. Melepaskan kehidupan damai dan terpaksa membaurkan diri dalam dunia yang sebenarnya, asing, dan gemerlap. Dunia yang membuat mereka berhadapan dengan nasib tak terduga dan menemukan arti sesungguhnya mengenai eksistensial mereka di dunia.

Seperti biasa, Sidney selalu memiliki twist tak terduga. Kali ini mengenai siapa pengkhianat pergerakan kaum Basque. Mengenai detail karakter dan kisah hidup masing-masing tokoh pun dijelaskan dengan rinci dan sesekali menggunakan alur flashback. Tak ada yang luput, hingga semua terasa begitu manusiawi, wajar dengan adanya motif masa lalu, dan tak ada yang salah tergantung dari sudut mana memandangnya. Konflik utama buku ini adalah penangkapan seorang kepala pergerakan bernama Jaime Miro yang dituduh sebagai teroris, oleh Kepala Polisi Accoca. Tak lupa, ada sedikit bumbu konspirasi pergerakan besar tak terlihat yang memainkan perannya, bernama Opus Mundo. Ciri khas lain penulis adalah kisah romantis antara tiap tokohnya dan happy ending.

Novel fiksi ini memang hanya terinspirasi oleh sebuah kabar di media, namun terasa bagai nyata. Menggambarkan apa yang terjadi di Spanyol, tentang mimpi dan cita warganya, serta budaya dan sejarah berdarah mereka. Sidney selalu membuat pembacanya betah berlama-lama dengan karyanya, sebab alurnya begitu mengalir, gaya bahasanya ringan dan to the point, dengan kejutan menarik yang sering mematahkan dugaan pembaca. Namun di buku kali ini, kejutannya tidak begitu banyak dan impresif seperti karya sebelumnya yang saya baca.

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Oh, tetapi Anda tentunya mempunyai banyak teman."
"Kenalan. Kalau dipikir benar-benar, siapakah yang benar-benar mempunyai banyak teman?" (Hlm. 149)

"Tuhan tidak berpihak, karena Ia ada di dalam diri kita semua. Kita semua adalah suatu bagian dariNya, dan jika kita mencoba menghancurkanNya, maka kita menghancurkan diri kita sendiri." (Hlm. 343)

"Tetapi tidak ada jalan pelarian itu, bahkan pada akhirnya, kita semua harus menghadapi yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing. Maka aku kembali berpijak di atas bumi ini." (Hlm. 349)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget