Pages

03 October, 2015

[Review buku] Midnight's children

Judul: Midnight's children
Penulis: Salman Rushdie
Penerbit: Serambi ilmu semesta
Dimensi: 692 hlm, cetakan I agustus 2009
ISBN: 978 979 024 145 9

Berawal dari kelahiran Saleem sinai yang bertepatan dengan euforia kemerdekaan India, tepat tengah malam. Saleem merasakan sebuah kekuatan ajaib dalam dirinya. Ia mampu melakukan telepati dengan anak-anak tengah malam dan memiliki hidung dengan bentuk seperti mentimun yang sangat peka. Pada usianya yang kini telah mencapai 31 tahun, Saleem mengisahkan otobiografinya karena merasa maut sebentar lagi akan menjemputnya. Alur kisah pun flashback ke silsilah awal keluarganya dimulai dari sang kakek--Aadam aziz--dokter yang jatuh cinta pada pasiennya--Naseem, nenek yang dijuluki Ibu Terhormat--yang selama ini menutupi tubuhnya dengan selembar kain dan hanya menunjukkan bagian yang sakit. Lalu kisah ayahnya--Ahmed Sinai--dan ibunya--Amina--yang menikah karena perjodohan. Hingga terlahirlah dirinya dan adik perempuannya--yang dijuluki "Monyet Kuningan", kelak akan menjadi penyanyi termahsyur bernama Jamila biduanita. Ternyata, kelahiran Saleem pun memiliki rahasia. Hal ini terungkap pada suatu hari saat jarinya terpotong dan menghabiskan banyak darah. Setelah diperiksa, diketahui bahwa Saleem bukanlah anak dari Ahmed dan Aminah. Hal ini pun menyebabkan keretakan dalam keluarganya. Kunci rahasia tersebut ada pada perawat bernama Mary Pereira yang menukar dua bayi lelaki yang lahir bersamaan tepat tengah malam. Saleem sinai yang sesungguhnya merupakan anak hasil perselingkuhan dengan Tuan Methwold--yang rumahnya dibeli oleh Ahmed sinai--adalah bocah hindu yang menjalani takdir sebagai muslim keluarga kelas menengah. Sementara Shiva--bayi yang ditukar dengan Saleem--yang seharusnya menjadi bocah muslim, menjalani hidupnya sebagai hindu dalam keluarga yang miskin. Uniknya, mereka saling bertaut lewat konferensi anak tengah malam--kumpulan anak yang lahir tengah malam dan memiliki kekuatan istimewa--yang membahas tentang persoalan besar yang dihadapi india saat itu. Bahkan terbentuklah sebuah tragedi berulang yang melibatkan kehidupan Saleem-Shiva-Parvati si penyihir. Saleem yang terpaksa menikahi Parvati mengaku impoten, sehingga parvati selingkuh dengan shiva dan hamil.  Anak tersebut diberi nama Adam sinai dan memiliki keistimewaan dengan telinganya yang lebar menyerupai gajah. Pada akhirnya saleem membesarkan anak tersebut seorang diri, sebab Shiva dan parvati telah mati. Juga ratusan anak tengah malam yang telah dikebiri dan kehilangan kekuatannya pada saat rezim Indira gandhi.

Bila kamu tak terlalu pandai dalam sejarah, geografi atau memiliki kecerdasan spasial agak rendah--sehingga agak kesulitan menghafal banyak nama, lokasi, dan kronologis--seperti saya, buku ini akan terasa begitu berat dan memusingkan. Butuh dua bulan diselingi dengan membaca buku lain untuk bertahan menamatkannya. Ada banyak bagian yang serupa sejarah india membuat saya begitu mudah mengantuk saat membacanya dan tidak memahami pergolakan politik india. Tapi, sisi kekuatan istimewa anak-anak tengah malamlah yang menarik saya untuk tetap membaca. Sebab pada bagian itu terasa bagaikan novel fantasi. Meskipun saya tetap merasakan nada satir dan ragam simbolis tentang perjuangan kemerdekaan di India. Banyak hal yang disimbolkan penulis dalam peristiwa keseharian Saleem sinai. Bahkan hari lahirnya pun seakan mengawali negara india dan konflik hidupnya yang bertepatan dengan kisruh yang sedang terjadi pada india.

Gaya bercerita penulis cukup sopan, terutama dalam hal menggambarkan hubungan intim. Penulis pandai menggiring simbol atau kalimat biasa yang menggambarkan hal tersebut tanpa perlu vulgar.

Novel yang tebal dengan font yang cukup rapat, padat, dan kertas buram yang tipis ini ternyata sangat fenomenal dan memenangkan penghargaan bergengsi. Begitu pun dengan penulisnya, yang terkenal cukup kontroversial dan sempat diincar untuk dibunuh karena karya "The satanic verses" yang dinilai menghina islam. Jujur saja, saya belum mengenali penulis dan karyanya lebih jauh. Buku ini pun buku pertama yang saya baca. Kesan yang saya dapat cukup verat dan belum ingin membaca lagi karya penulis. Meski saya agak penasaran dengan "The satanic verses".

Saya apresiasi 3 dari 5 bintang.

"Dia bilang tidak ada kecuali yang jorok di dalam kepala lelaki." (Hlm. 481)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget