Pages

18 October, 2015

[Mentoring] Pengangkatan Muhammad menjadi Rasul

Pengangkatan Muhammad menjadi Rasul

Minggu, 18 Oktober 2015
Bu evi

Selama hidupnya, Muhammad dikenal dengan pribadinya yang cemerlang. Bahkan ia mendapat julukan As siddiq (benar) dan Al amin (dapat dipercaya). Muhammad memiliki kecenderungan merenung dan berpikir. Ia selalu memikirkan kaumnya, merasa tak tenang saat melihat kemungkaran. Kebiasaan itu berlanjut hingga di usianya yang ke-40 tahun. Tepatnya di malam 17 ramadhan (Februari 610 M), di Gua Hira, Muhammad dikejutkan oleh kedatangan Jibril. Saat itulah turun wahyu pertama, Q. S. Al Alaq: 1-5. Jibril berkata pada Muhammad "Bacalah..." namun Muhammad menjawab bahwa ia tidak bisa membaca. Jibril mengulangi perkataannya, Muhammad tetap berkeras mengaku tak bisa. Hingga Jibril memeluk Muhammad dan memaksanya membaca. Hal itu membuat Muhammad begitu ketakutan dan demam.

Ia pun bergegas pulang ke rumah dalam keadaan menggigil takut. Sesampainya di rumah, ia meminta istrinya, Khadijah untuk menyelimutinya. Pada saat itu, turunlah wahyu kedua Q. S. Al Mudatsir: 1-3, yang menegurnya sebagai orang yang berselimut.

"Sesungguhnya aku takut pada diriku sendiri," ujar Muhammad pada Khadijah. Ia takut bahwa peristiwa yang ia alami adalah tipuan dari setan atau pertanda akan datangnya keburukan. Dengan tenang Khadijah menenangkan Muhammad dengan menerangkan fakta dan logika, bahwa Allah tidaklah mungkin menghinakan Muhammad, sebab kepribadiannya yang begitu mulia.

Demi menegaskan ketenangan Muhammad, Khadijah membawa Muhammad ke rumah Waraqah bin Naufal (anak pamannya). Waraqah adalah pemeluk Nasrani yang taat dan meyakini akan datangnya seorang nabi akhir zaman. Dengan yakin, setelah mendengar cerita Khadijah, ia mengatakan bahwa malaikat yang memeluk Muhammad adalah malaikat yang sama dengan yang menurunkan wahyu pada Musa. Ia pun yakin, bahwa Muhammad adalah Rasul yang dinantikan selama ini. Sesuai dengan gambaran kitabnya.

"Sesungguhnya musuh para rasul adalah orang kaya yang sering bermaksiat," kata Waraqah pada Muhammad. Ia pun berharap seandainya berumur panjang, ingin sekali ia menolong Muhammad. Sebab ia tahu bahwa jalan para rasul begitu berat dan akan mengalami berbagai kepedihan, hingga diusir dari kaumnya. Setelah pertemuan itu, Muhammad agak tenang, sebab ia telah tahu bahwa yang ia alami bukanlah tipuan setan... melainkan risalah kenabian.

Hikmah:
*Istimewanya Rasul: Orang menolak ajaran/dakwah yang dibawanya, namun tidak bisa menolak kemuliaan pribadinya. Dalam sebuah riwayat, bahkan saat mau perang, musuhnya menitipkan harta mereka pada Rasul, saking mereka yakin akan sifat amanah (dapat dipercaya) Rasulullah SAW. Maka hendaklah kita meniru pribadi rasul, hingga apa pun yang kita lakukan akan mencerminkan keindahan islam. Sebab seringkali orang tidak mau mendengar nasihat kita, sebab sudah tak percaya karena perilaku kita.

**Ketika rasul mengaku tidak bisa membaca pada Jibril, Jibril tetap memaksa bahkan memeluk. Maka, ketika kita merasa tak berdaya, jangan merasa bahwa sudah gugur kewajiban kita. Sebab level rasul saja, masih harus dipaksa. Apalagi kita (Ingat berjuang sampai titik darah penghabisan: mastatho'tum).

*catatan sepemahaman penulis

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget