Pages

02 January, 2014

Ketidakwarasan padaku

Ketidakwarasan Padaku
Membuat Bayangmu Selalu Ada
Menenteramkan Malamku
Mendamaikan Tidurku

Ragil tahu, hal ini adalah sebuah ketidakwarasan akut. Jika dibiarkan berlarut-larut, mungkin ia akan mencapai taraf gila yang sebenarnya. Tapi baginya, kata-kata "move on" yang terdiri dari dua kata dengan total tujuh karakter itu begitu sulit. Jika pilihannya terperangkap pada masa lalu yang kau imani atau melangkah pada masa depan yang tiada pasti, Ragil tetap memilih masa lalu. Walau sudah jelas kenyataannya, lelaki yang ia imani sebagai jodohnya itu telah berlalu pergi. Seperti itulah, iman yang lebih dalam dibandingkan kata yakin, yang ia pilih untuk menggambarkan kesulitannya menghapus jejak lelaki itu. Setiap malamnya, Ragil akan menghidupkan bayang lelaki itu, yang kemudian akan mengantarkannya pada lelap dan damai tidurnya.

Ketidakwarasan Padaku
Membuat Hidupku Lebih Tenang
Aku Takkan Sadari
Bahwa Kau Tak Lagi Di Sini

Bukankah ketidakwarasan namanya, jika kau tak lagi mampu membedakan kenyataan dan bayangan? Ragil masih terpaku pada bayang masa lalunya. Ragil menolak kenyataan bahwa lelaki itu tak lagi di sini. Untuknya. Bila kenyataan membuat ia sakit, bukankah lebih baik ia bersemayam pada kesemuan bayang-bayang? Mengapa mereka semua memarahinya? "Sebenarnya apa salah diriku? Aku tak pernah merecoki urusan mereka," gumam Ragil.

Aku Mulai Nyaman
Berbicara Pada Dinding Kamar
Aku Takkan Tenang
Saat Sehatku Datang

Perlahan, di bulan-bulan mendatang, Ragil semakin nyaman di kamarnya saja. Bila tidak ada keperluan mendesak, ia lebih memilih berada di kamarnya. Berbicara dengan dinding yang setia mendengarkan dan tak pernah membantahnya. Tak berisik, seperti suara-suara di luar sana yang menyuruhnya untuk move on. Tahu apa suara-suara itu tentang keyakinannya yang terbentur kenyataan pahit? Selangkah lagi! Itulah yang tak bisa ia terima. Berdamai dengan keadaan, yang seharusnya tak menghalanginya meraih kebahagiaan. Dan saat suara-suara itu terkadang berhasil membuat ia kembali pada kewarasannya, ia menjadi tak tenang. Tertawa, menangis, berbisik lirih, lalu menangis. Hingga lelah, sendiri. Tidak! Ia tak mau seperti itu! Ia ingin kembali dalam ketenangannya, dengan menggadaikan kewarasannya.

Ketidakwarasan Padaku
Selimut Tebal Hati Rapuhku
Berkah Atau Kutukan
Namamu Yang Kusebut

Mungkin, ketidakwarasan itu pada Ragil telah menjadi selimut tebal bagi hatinya yang rapuh. Tak peduli pada sekitar, nama lelaki itu selalu ia sebut dalam doa, ucapan serta tindakannya. Bertemu dengan lelaki itu, berkah ataukah kutukan bagi Ragil?

Suara Hati Takkan Mati
Jika Jiwa Terus Menari Dan Bermimpi

"Mengimani dia adalah jodohmu, walau dia telah berlalu begitu lama darimu,"
Begitulah suara hati Ragil. Tak pernah mati atau berganti redaksi. Maka, suatu ketika, bila kau bertemu Ragil di jalan, pasar atau teras rumahnya, jangan lagi kau hakimi dia. Biarkan saja ia menceracaukan nama lelakinya. Biarkanlah... Bila hanya itu satu-satunya cara membuat jiwanya terus menari dan bermimpi.


*cerita lirik lagu "ketidakwarasan padaku"- sheila on 7*

meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget