Celaka!
Saya sudah tidak mengerti lagi, mana hubungan murni dan abu-abu.
Yang jelas dunia ini semakin absurd. Dan tanpa saya sadari, saya terbawa
arusnya. Bagaimana saya harus menyikapi?
Celakanya lagi!
Saya tak dapat terus berlindung seperti anak kecil di balik ketiak
ibunya. Saya harus menghadapi semua keabsurditasan dunia ini, tak lagi
menampik. Walau perkara mengenali diri sendiri pun saya tak mampu.
Petaka! Celaka!
Di mana guru-guru yang dapat saya tanyai? Mereka sekarang telah
terbatas, dan tak bisa bergegas saat saya datang lekas. Ibarat
pertandingan, ini adalah one on one. Saya sendiri menghadapi dunia.
Hahaa.. Lebay ya? Namanya juga sudah kena celaka! Ya wajar, kalau
rasionalitasnya mengabur, toh!
Celakaaaaa....celakaaaa....
Mana kawan, mana lawan, mana adik, mana kakak?
Manaaa...manaaa...?
Rasanya semua hanya bermain dan permainan otak serta hatimu.
Ah, celaka!
meta morfillah
No comments:
Post a Comment