Pages

06 January, 2014

Celaka!

Celaka!
Saya sudah tidak mengerti lagi, mana hubungan murni dan abu-abu. Yang jelas dunia ini semakin absurd. Dan tanpa saya sadari, saya terbawa arusnya. Bagaimana saya harus menyikapi?

Celakanya lagi!
Saya tak dapat terus berlindung seperti anak kecil di balik ketiak ibunya. Saya harus menghadapi semua keabsurditasan dunia ini, tak lagi menampik. Walau perkara mengenali diri sendiri pun saya tak mampu. Petaka! Celaka!

Di mana guru-guru yang dapat saya tanyai? Mereka sekarang telah terbatas, dan tak bisa bergegas saat saya datang lekas. Ibarat pertandingan, ini adalah one on one. Saya sendiri menghadapi dunia. Hahaa.. Lebay ya? Namanya juga sudah kena celaka! Ya wajar, kalau rasionalitasnya mengabur, toh!

Celakaaaaa....celakaaaa....
Mana kawan, mana lawan, mana adik, mana kakak?
Manaaa...manaaa...?
Rasanya semua hanya bermain dan permainan otak serta hatimu.
Ah, celaka!

meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget