Pages

17 January, 2014

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu.

Aku memulai tulisan ini dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu. Kain--tebal atau pun tipis--yang mengubah seluruh hidupmu. Memutuskan untuk mengenakannya sebagai penyempurna pakaianmu, begitu berat bagi kebanyakan wanita. Mungkin sama dengan memutuskan kau akan bekerja di mana, menikah dengan siapa atau pindah rumah ke mana. Karena dengan selembar kain di atas kepalamu ini, kau akan menghabiskan sisa hidupmu. Selembar kain ini pula yang memberikan warna pada jiwa dan keseluruhan hidupmu. Jika kamu menetapkan diri untuk mengenakannya, tidak bisa tidak! Kamu pasti--dituntut--harus mengubah dan menyesuaikan diri mengikuti aturan memakainya. Sebab, ini bukan selembar kain sembarangan. Ajaib.

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu. Yang kerap diperdebatkan, mengatasnamakan kain ini, namun yang diukur bukanlah kainnya melainkan akhlakmu. Padahal, antara kain di atas kepalamu--hijab--dan akhlak jelas dua hal yang berbeda. Berhijab adalah perintah wajib bagi para wanita muslimah yang sudah akil baligh, tanpa memandang akhlaknya baik atau buruk. Sedangkan akhlak adalah budi pekerti, pembawaan masing-masing individu. Jika ada wanita berhijab, melakukan pelanggaran atau dosa, itu bukan karena hijabnya, melainkan akhlaknya. Yang berhijab belum tentu berakhlak mulia, namun yang berakhlak mulia sudah tentu berhijab. Wallahu'alam.

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu. Saat memutuskan memilih kain itu sebagai penyempurna, mungkin banyak yang akan bertanya-tanya. Banyak pula jawaban yang akan mendasarinya. Namun aku yakin, begitu yakin, dari semua alasan tersebut, sebenarnya tidak ada alasan. Kamu hanya merasa mau dan memang sudah seharusnya memakainya tanpa perlu alasan ini-itu. Sebab itu adalah tanda bahwa di sanubarimu yang terdalam, masih ada tanda keimanan yang mendekatkanmu pada cara mencintaiNYA. Bukankah cinta sejati seringkali dikatakan adalah cinta yang tak memerlukan alasan? Sebab bila masih saja ada alasan, itu adalah pamrih. Dan cinta akan lenyap bersama sebabnya.

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu. Tak usah ragu atas penilaian individu. Kamu tak akan pernah sempurna di mata mereka. Kalau pun kamu salah, ya diperbaiki. Kalau salah lagi, ya perbaiki lagi. Terus menerus belajar dan memperbaiki. Bukankah itu esensi hidup? Longlife learning. Because, learning is never ending process till you die.

Ini tentang selembar kain di atas kepalamu. Kamu yang menentukan, maukah kamu mengenakannya?

Semoga tulisan ini sedikit mencerahkan.

Dari sang pandir dengan sedikit ilmu, yang ingin berbagi apa yang telah dialaminya dengan selembar kain di atas kepalanya.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget