Pages

11 May, 2015

[Review buku] Ways to live forever

Judul: Ways to live forever - setelah aku pergi
Penulis: Sally Nichols
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 216 hlm, 20 cm, cetakan ketiga Desember 2008
ISBN: 978 979 22 3653 8

Novel ini menceritakan semua hal tentang Sam, anak lelaki berusia sebelas tahun yang terkena penyakit Leukimia. Dia begitu menyukai fakta-fakta dan memiliki rasa pengetahuan yang tinggi. Terutama tentang kematian. Sam membutuhkan jawaban atas pertanyaannya yang enggan dijawab orang-orang.

Dengan format buku harian yang unik dan menarik, Sam mulai menulis buku ini pada tanggal 7 Januari dan berakhir di tanggal 12 April. Sebab Sam meninggal di tanggal 14 Aprilnya, dengan begitu tenang. Ada banyak daftar, cerita, gambar, pertanyaan, dan fakta-fakta.

Saya membayangkan posisi anak berusia sebelas tahun yang sadar bahwa hidupnya hanya dalam hitungan bulan. Betapa Sam sangat siap, terbukti dengan 11 daftar dan 8 pertanyaan yang tak terjawab.

Daftar:
1. Lima fakta tentang aku
2. Lima fakta tentang penampilanku
3. Hal-hal yang ingin kulakukan
4. Hal-hal favorit
5. Kiat-kiat hidup abadi
6. Yang mesti dilakukan waktu orang meninggal
7. Lima fakta tentang Dad
8. Fakta-fakta fantastis tentang balon zeppelin
9. Hal-hal paling asyik
10. Ke mana orang pergi sesudah mati?
11. Hal-hal yang kuinginkan setelah aku pergi

Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab:
1. Bagaimana kita tahu kita sudah mati?
2. Kenapa Tuhan membuat anak-anak jatuh sakit?
3. Bagaimana kalau ada orang yang sebenarnya belum mati, tapi dikira sudah mati oleh orang-orang lain? Apakah dia akan dikubur hidup-hidup?
4. Sakitkah kalau mati?
5. Seperti apakah kelihatannya orang yang mati? Atau apa rasanya?
6. Kenapa sih orang mesti mati?
7. Ke mana orang pergi setelah mati?
8. Apakah dunia ini masih ada setelah aku tiada?

Pertanyaan-pertanyaan itu begitu polos, khas anak-anak, namun begitu sulit dijawab. Bahkan saya pun penasaran akan 8 pertanyaan itu. Begitu haru buku ini menceritakan bagaimana keadaan keluarga inti, terutama orang tua yang memiliki anak penderita kanker. Seolah semuanya begitu melelahkan, berbagai upaya dicoba, meski sudah tahu hasilnya. Tak jarang keluarga tersebut kehilangan keharmonisannya, mereka jadi sering bertengkar. Itu semua karena mereka frustasi dan sayang. Belum lago sensitifitas sang penderita kanker itu sendiri. Itulah beberapa kejadian nyata yang saya lihat di keluarga teman yang memiliki anak penderita kanker. Tak jarang keluarganya jadi hancur, broken home bagi saudara anak yang menderita kanker.

Menarik sekali, kemasan buku ini yang dilengkapi sketsa, gambar dan foto khas buku harian. Juga gaya bahasanya terasa benar-benar seperti membaca buku harian anak kecil penderita kanker. Mengingatkan saya ke film My sister's keepers di saat-saat terakhirnya.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget