Pages

26 May, 2015

[Review buku] Rehat bersama kyai kocak 2

Judul: Rehat bersama kyai kocak 2 - puasa kompak, lebaran 2 shift
Penulis: Abdul Mutaqin
Penerbit: Halaman Moeka Publishing
Dimensi: x + 374 hlm, cetakan I Mei 2012
ISBN: 978 602 9126 47 1

Lewat tokoh fiktif Kyai Adung yang kocak, jail, cerdas, kolot, dan kampungan, penulis menyampaikan nilai-nilai agama dalam keseharian dengan bahasa yang ringan, menghibur, dan mudah dicerna tanpa menghilangkan substansi pentingnya. Fokus permasalahan dalam buku ini adalah seputar puasa ramadhan dan lebaran. Mulai dari hukum qadha puasa yang telat, tradisi keramas menyambut ramadhan, sikap girang berlebihan yang disalahartikan, penentuan satu ramadhan dengan rukyat atau hisab, jumlah rakaat tarawih, hukum ngupil dan kentut dalam air yang dianggap membatalkan puasa, hukum lupa saat berpuasa, hukum haid dan kesetaraan wanita, mimpi basah di bulan ramadhan, tidur yang dianggap ibadah, perdebatan sahur saat sudah imsak, bolehkah menikah di bulan puasa, tentang orang gila, setan yang dirantai saat ramadhan, tadarrus yang seperti sopir ngebut, ta'jil darurat, wangi mulut orang berpuasa yang mengalahkan wangi kesturi, perdebatan dengan non muslim, dan lebaran yang terbagi menjadi dua shift.

Dalam buku ini, kyai Adung banyak mengutip pesan Rasulullah SAW serta beragam ayat al quran dan hadist. Namun tetap terasa humor tanpa meninggalkan kesan seriusnya, dan tetap masuk akal/logika. Juga menekankan bahwa menjadi muslim tidak cukup bermodal semangat, tapi juga butuh ilmu. Itulah mengapa kita harus mengaji, mengkaji, agar wawasan kita bertambah, semakin paham dan semakin terbuka menerima perbedaan yang mewarnai ukhuwah kita. Hanya saja, ada beberapa typo, ejaan yang belum sesuai KBBI, serta salah penempatan halaman. Secara keseluruhan saya suka dengan karakter kyai adung ini. Pas sekali bahasannya, dan menyentuh beragam lapis masyarakat. Edukatif namun tetap menghibur.

Saya apresiasi 4,5 dari 5 bintang.

"Dinamika jamaah terasa sangat berwarna. Seperti sunnatullah yang dihadapi umat sepanjang hari. Ia tidak pernah selesai, dan itulah yang membuat dunia dakwah selalu warna-warni. Dari subuh hingga bertemu subuh lagi, ada saja persoalan baru yang sebenarnya tidak pernah tuntas untuk dibicarakan. Entah tidak tuntas karena muncul persoalan baru, atau persoalan lama tapi dihadapi oleh orang-orang baru. Apalagi berkaitan dengan puasa, ternyata persoalannya seperti siklus kehidupan yang berulang dalam satu titik dan bertemu pada titik itu lagi dalam satu kurun waktu." (Hlm. 31)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget