Pages

05 May, 2015

[Review buku] A Little Princess

Judul: A Little Princess
Penulis: Frances Hodgson Burnett
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Dimensi: 312 hlm, 20 cm, cetakan I November 2010
ISBN: 978 979 22 6406 7

Saat baru tiba di London dan menjadi murid di sebuah sekolah asrama bergengsi, Sara Crewe memiliki segalanya--pakaian indah, boneka cantik dan ayah yang selalu memenuhi segala keinginannya. Kehadirannya pun begitu menarik perhatian para murid asrama tersebut. Ia begitu dewasa dalam pemikiran, meski suka sekali berkhayal, pandai bercerita dan memesona orang-orang sekitarnya persis seperti putri raja. Hidupnya nyaris sempurna, kalau saja sebuah tragedi tak terjadi di hari ulang tahunnya yang kesebelas. Sara mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal di India dan tidak mewariskan apa pun padanya. Gurunya, Miss Minchin, begitu membencinya dan memperlakukannya dengan kejam, karena ia telah jatuh miskin. Tapi Sara kecil tetap menghadapi kelamnya hari dan bertekad membuktikan bahwa dirinya tetap seorang putri raja yang sedang diberi cobaan. Berbekal khayalannya, meski kelaparan dan kedinginan, ia tetap bertahan menghadapi masa-masa berat tersebut. Hingga sebuah keajaiban datang, melalui tetangga sebelah asrama. Sara kembali menjadi seorang putri yang bijak.

Novel ini, awalnya begitu membosankan bagi saya. Tapi di pertengahan, tepatnya halaman 132 saya mulai menyukainya. Mencintai tokoh Sara kecil yang berusaha menghibur dirinya, dengan khayalan seorang putri raja dan berteman dengan hewan seperti tikus yang diberi nama Melkisedek dan burung layang-layang di atap kamarnya. Rasanya seperti menarik diri saya ke masa lalu. Dongeng-dongeng seperti Cinderella dan gadis penjual korek api tampak membayang lagi di ingatan saya. Endingnya pun sesuai dengan terkaan saya. Meski mudah ditebak, tapi saya tetap dibuat dag dig dug saat konflik mulai muncul, juga terenyuh akan sikap Sara kecil yang begitu dewasa dan bijak.

"Tapi kurasa MUNGKIN selalu ada hal-hal yang baik pada segala sesuatu di dunia ini, walaupun kita tidak melihatnya. MUNGKIN SAJA ada hal-hal yang baik pada diri Miss Minchin sebenarnya." (Sara, hlm 129)

"... Aku tak pernah menanggapi kalau aku bisa menahannya. Saat orang-orang menghinamu, yang paling baik adalah tidak menanggapi perkataan mereka--lebih baik kita memandangi mereka dan BERPIKIR. Saat kau tidak mau terpancing kemarahan, orang-orang tahu kau lebih kuat daripada mereka, karena kau cukup kuat untuk menahan amarah, sedangkan mereka tidak. Akibatnya mereka mengucapkan hal-hal bodoh yang akan mereka sesali sesudahnya. Tidak ada yang sekuat amarah, kecuali apabila kau menahannya--itulah yang lebih kuat. Menanggapi musuh-musuhmu bukanlah tindakan bijaksana..." (Sara, hlm 158)

Dari mana kedewasaan itu terbentuk? Selain dari pengalaman hidup, itu semua dibantu dengan buku-buku bacaan Sara. Yaa... Sara begitu mencintai buku dan gemar membaca. Sungguh pesan moral yang baik dari penulis untuk para pembacanya. Thanks to miss ulil yang sudah menghadiahkan buku ini dan mengirimkannya lewat paket ke kantor saya.

Soo... saya apresiasi 4 dari 5 bintang untuk buku ini.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget