Pages

20 May, 2015

[Review buku] Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur

Judul: Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur!
Penulis: Muhidin M. Dahlan
Penerbit: MELIBAS
Dimensi: 249 hlm, cetakan 2 november 2003
ISBN: 979 96336 14 9

"Dengan berat hati kukatakan: Aku tak punya alasan untuk mengabdi kepadaMu. Aku tidak punya alasan untuk sebuah penyerahan yang absurd." Nidah Kirani

Nidah Kirani, atau yang lebih dikenal dengan nana Kiran, awalnya adalah seorang muslimah yang taat. Berhijab dan berjubah besar, beribadah begitu khusyu', rajin salat, membaca Al Quran, berzikir dan berpuasa. Mendalami amalan sufi dan begitu ingin zuhud. Ia begitu ingin menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.

Sayangnya, di tengah perjalanannya ia bertemu sesuatu yang salah. Ia yang lugu, terjerat masuk ke dalam jemaah sebuah organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat Islam dengan mendirikan negara islam di indonesia. Bukannya mengantarkan ia berislam secara kaffah, organisasi itu justru merampas nalar kritis dan imannya. Mengenalkan ia pada rasa kecewa yang begitu dahsyat. Berkali ia menggugat para pimpinan organisasi itu, namun seperti ada hal yang ditutupi. Hingga puncaknya ia melarikan diri dengan teror bahwa jemaah yang keluar dari organisasi haruslah dibunuh. Dalam keadaan itu, ia mulai menggugat Tuhan. Mengapa saat ia begitu total ingin menyembahNya, Tuhan malah seperti tidak peduli dan lari dari tanggung jawab terhadap hidupnya.

Sayang seribu sayang, ia lari pada hal yang salah. Kekecewaan itu ia larikan dalam obat-obatan dan free sex. Ia mencari perhatian tuhan dengan menantangnya. Setiap kali usai bercinta dengan beragam lelaki, tanpa sedikit pun sesal, dia berkata pada Tuhan "Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku, Tuhan, kan kutuntaskan pemberontakanku padaMu!" Dari petualangan seksnya, ia menganggap bahwa semua manusia bertopeng, dan khususnya lelaki baik dari aktivis kiri hingga kanan (islam) yang selama ini berteriak garang tentang moralitas, begitu dangkal dan tunduk dalam pelukannya. Ia menganggap pernikahan hanyalah pengungkungan. Beragam cobaan juga sempat membuat ia melakukan percobaan bunuh diri, sebagai tantangan pada tuhan bahwa ialah yang memutuskan hidup dan matinya sendiri. Dan saat ia memutuskan menjadi pelacur, tanpa disangka orang yang bersedia membuka jalan dan bertindak sebagai germonya adalah dosennya yang begitu berwibawa, anggota DPRD dari fraksi islam yang sudah tua dan menikah.

Dahsyat sekali pengalaman atau memoar luka muslimah bernama Nidah Kirani ini. Beragam isu seperti feminisme, filsafat, agama, hingga moralitas dipertanyakan. Satu hal yang saya petik, teruslah meminta keselamatan imanmu hingga akhir hayat. Sebab tak ada yang tahu hingga kapan kita akan beriman. Bila iman sudah tercabut, ke mana lagi hati bisa berlabuh dengan tenang?

Menurut penulis, ini adalah kisah nyata temannya yang dituturkan langsung. Melalui 13 pengakuan yang terangkum dalam 13 bab, saya salut sekali bahwa wanita ino berani mengungkapkan apa yang ia alami, pikirkan dan pertanggungjawabannya.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget