Pages

18 May, 2015

[Review buku] Jangan jadi muslimah nyebelin

Judul: Jangan jadi muslimah nyebelin
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Lingkar Pena Publishing House
Dimensi: 220 hlm, 20.5 cm, cetakan ketujuh februari 2007
ISBN: 979 3651 65 2

Muslimah nyebelin? Kayak gimana tuh? Atau bahkan kamu sering menemukannya, hanya saja mau menegur tapi enggan, gak enak?

Buku ini mengupas tentang beragam hal hingga sikap yang membuat seorang muslimah menjadi nyebelin. Mulai dari fisik, hal remeh yang mengganggu seperti keringat, bau mulut, kebersihan rambut dan tangan hingga aneka rasa bau lainnya. Juga secara penampilan seperti kebersihan wajah, yang seringkali kurang terawat sehingga membuat mata yang melihat jadi jengah, serta penampilan seperti pemilihan warna, ukuran baju, dan style yang berlebihan. Selain itu dari pemilihan kata-kata yang biasanya nyelekit sehingga merusak kegembiraan teman, mencela atau menghina, biang gosip, gak mau kalah, gak lihat sikon, hingga gak bisa menahan komentarnya untuk tidak berkomentar. Terakhir, juga yang paling utama adalah nyebelin secara perilaku. Contohnya suka ikut campur, lelet, jorok, tukang dandan, eksklusif, ratu ngeluh, cepat bilang gak bisa, kuper, gak pela, penggoda, mental gratisan, kaku, miss judge, dan perkataan gak sesuai perbuatan (pacaran).

Membaca buku ini, seperti mengajak saya berkaca lagi. Menimbang, menilai dan mencoba mencari tahu apakah di antara hal-hal tersebut saya pernah atau bahkan sering melakukannya. Mungkin buku ini bisa membuatmu marah, sekaligus tertawa. Tersindir, minimalnya lah. Sebab apa yang diungkapkan memang keseharian dan sering kita temukan dalam keseharian. Meski sebenarnya manusiawi, tapi ketika yang melakukannya adalah seorang muslimah, hal itu menjadi lain. Menjadi semacam tolok ukur bahwa jilbab atau bahkan agamanya kurang bagus, hanya karena kekhilafan pengikutnya.

Saya suka dengan ide cerita yang menyadarkan ini, benar-benar membuat kami para muslimah aware dan seperti mengikuti sebuah salon kepribadian. Gaya bahasanya pun ringan, santai, meski agak provokatif. Tak butuh waktu lama mencernanya. Cukup dua jam saja.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget