Pages

09 May, 2015

[Review buku] Perempuan, Hallerina

Judul: Perempuan, hallerina
Penulis: Vanny Chrisma W.
Penerbit: Laksana
Dimensi: 311 hlm, cetakan I April 2011
ISBN: 978 602 978 530 2

Menyewakan rahim. Itulah yang dilakukan Hallerina, perempuan berusia 19 tahun yang tertutup dan belum pernah berhubungan dengan seorang lelaki pun. Tapi ia berani menerima perjanjian aneh dengan Yonki, pria setengah baya yang telah beristri.

Ya tuhaan... dari halaman pertama saya membaca, saya kesal sendiri. Geram sama tokoh utamanya, si Hallerina. Ada yaaa... wanita yang begitu bodoh dan begitu cerewet. Lawan bicaranya cuma ngucap satu kalimat, eh dia balasnya sampe satu halaman. Beuuhh... malesin! Lalu makin dibaca, saya jadi makin malas sama ceritanya. Tahu apa yang membuat malas? Penulisnya berlaku sebagai yang paling tahu dan serasa ustadz. Di beberapa part juga menyertakan puisi-puisi yang dinukil dari tulisan orang lain, yang menurut saya bukannya mempercantik diksi, malah lebay dan gumoh bacanya.

Saya lebih memilih buku yang jelas-jelas berisi kumpulan ceramah seorang ustadz dibanding novel ini. Membosankan sekali bila novel fiksi isinya tentang ceramah. Ditambah tokohnya main di konflik batiiiin yang ituuu-ituu saja. Gak belajar dari kesalahan. Jadi cuma muter-muter tentang itu saja. Terlalu TELL, not show! Konfliknya pun ga klimaks, terlalu ketebak alurnya. Ending ga asyik. Juga gak konsisten. Kontra banget dalam salah satu kalimat, membuat saya mengernyitkan alis membacanya.

"Pa! Jangan kau siksa dirimu sendiri. Semua ini sudah digariskan. Mungkin ini salahku sendiri yang tak pernah memperhatikan Yon. Tetapi kau tahu aku bertugas di luar kota. Jadi sebenarnya ini tanggung jawabmu, Pa. Di mana dirimu saat Yon ada di rumah? Aku tak tahu lagi harus bagaimana...?" (Andina, hlm 164)

Lucu, kan? Dalam satu kalimat, Andina awalnya menyuruh suaminya tidak menyalahkan dirinya, lalu dia mengakhiri kalimatnya dengan menyalahkan suaminya. Dan hampir semua tokohnya dibuat seperti malaikat. Kalimat-kalimat positif, ceramah, tapi ga sesuai perilakunya, haha... terasa banget ketidakkonsistenan tiap karakter dalam novel ini.

Secara isi, saya merasa sangat kecewa dengan buku ini. Saya kasih 2 dari 5 bintang. Setidaknya saya hargai upaya menulis novel tebal ini, dibanding saya yang belum mampu membuat satu novel.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget