Pages

01 May, 2017

[Review buku] Honey money

Judul: Honey Money
Penulis: Debbie
Penerbit: Gramedia
Dimensi: 248 hlm, 20 cm, cetakan keenam Mei 2012
ISBN: 978 979 22 5709 0

Bosan berpacaran gaya sederhana dengan Elbert, membuat Dee ingin memiliki pacar tajir. Pacar yang bisa mengantar jemput naik mobil, ngedate di cafe keren, memberikan kejutan seperti bunga, coklat, hadiah lainnya. So, sebelum lulus SMA, Dee menyusun strategi agar keinginannya tercapai.

Didukung oleh teman sekelasnya, ia mencari tahu. Pucuk dicinta, ulam tiba. Rendy hadir dalam hidupnya. Keren, tajir, stylish dan mereka langsung jatuh cinta. Tapi, setiap sesuatu yang sempurna biasanya akan mengundang ketidaksempurnaan. Masa lalu Rendy terkuak dan rahasia besar yang disimpan orangtua Dee membuatnya terkejut. Bagaimanakah kelanjutannya?

Well... ini teenlit. Jujur, susah payah bagi saya mengingatkan diri saya bahwa saya harus tenggelam ke masa remaja. Susah pula bagi saya yang berbeda prinsip dengan karakter tokoh novel ini. Jadi bagi saya aneh saja cerita ini. Hal kecil terlalu dibesarkan dan terlalu banyak kebetulan ala sinetron.

Terlalu utopis juga. Kehidupan para tokoh begitu borjuis. Bosan juga lama-lama. Untunglah saya berhasil bertahan mengingat janji saya pribadi harus menyelesaikan semua buku yang sedang dibaca dan mereviewnya.

Saya apresiasi 2 dari 5 bintang.

"It's not about how much love we have in the beginning. It is about how much love we build till the end."

"Kalau kau ingin tahu bagaimana sebenarnya karakter orang itu, perhatikanlah bagaimana ia memperlakukan orang-orang yang di bawahnya, bukan orang yang sederajat atau lebih tinggi daripadanya." (H.81)

"Everything is okay in the end. If it's not okay, then it's not the end." (H.208)

"Pernahkah kau menyadari bahwa memori kita dapat menyimpan 'rasa' dalam ingatan-ingatan tanpa kita sadari?" (H.224)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget