Pages

13 November, 2013

Sejentik gumam



Senyum tak lepas dari bibirnya | tapi jangan kau tertipu | kala hujan mencumbu | meledak deras air matanya | "wanita" by : meta

Wanita, seringkah kamu merasakan apa yang kutuliskan di atas?
Mengakulah… :)

Menjadi diriku ini tidak mudah. Maka aku akan lebih berkasih-sayang dan menghormati diriku sendiri -MTGW-

Mungkin inilah alasan utama bagi diri saya (khususnya) mencintai proses menulis. Tanpa mempedulikan apakah tulisan saya bagus atau tidak di mata orang lain, bahkan kadang tak berpikir juga apakah akan bermanfaat atau tidak. Karena bagi saya, menulis adalah mendengarkan. Mendengarkan bisikan halus diri saya yang sering tertelan riuh curahan hati-hati lainnya. Kejujuran akan apa adanya diri ini dalam balutan kisah yang kadang saya samarkan. Semacam kode yang hanya saya dan Tuhan yang tahu. Seringkali banyak orang menduga-duga apakah yang saya tuliskan tentang diri saya, kisah nyata, atau bukan? Saya sangat menikmatinya. Beragam perspektif dan praduga, yang kadang menyakitkan juga bagi saya. Beberapa di antaranya dengan tegas dan sok tahu menilai diri saya seperti apa yang saya tuliskan. Mereka mana tahu itu murni curhat atau bukan. Tapi tak apa. Saya tak melakukannya untuk mereka.

Saya menulis, hanya untuk menyayangi dan menghormati diri saya yang begitu kaya akan cinta dan kenangan yang patut dimuseumkan. Jangan sampai ada yang tercecer hilang. Bahkan dalam kepayahan, saya masih dapat tersenyum, menangis, dan terinspirasi ketika membaca tulisan saya yang telah lalu. Di saat berbagai orang mencoba membuat saya tertawa, hanya satu kalimat mampu menciptakan berjuta rasa di dada saya. Mampu mengubah perilaku saya. 

Ah… entah pembuktian apa yang ingin saya dapatkan dari tulisan ini. Diri saya hanya sedang ingin didengar saat ini. Sebuah doa dan pelukan. Itu saja.
Sejentik gumam,
Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget