Pages

15 June, 2016

[Review buku] Menggali ke puncak hati

Judul: Menggali ke puncak hati (refresh edition 'gue never die')
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro U Media
Dimensi: 312 hlm, cetakan pertama 2015
ISBN: 978 602 7820 41 8

Buku ini terdiri dari 10 bab yang sebenarnya mengacu pada 10 muwashshafat kader da'wah. Hanya saja dikemas dalam bahasa yang lebih ringan tanpa mengurangi makna dan jauh lebih mudah dicerna bagi saya.

Kesepuluh hal itu adalah:
1. Salimul 'aqidah (selamat aqidahnya) = Menjemput keajaiban dua kalimat
2. Shahihul 'ibadah (benar ibadahnya) = Sayang, izinkan aku menghadap Rabbku
3. Matinul khuluq (tegar akhlaknya) = Tentang akhlaq
4. Mujahidu linafsihi (bersungguh terhadap dirinya) = Cintaku, aku menang selalu!
5. Qadirun 'alal kasbi (mampu memenuhi kebutuhannya) = Siapa takut jatuh kaya?!
6. Qawiyyul jismi (kuat jasadnya) = Allah suka kalau kita perkasa
7. Mutsaqaful fikri (terwawas pikirannya) = Bikin otak selalu ting!
8. Munazham fi syu'unihi (tertata urusan-urusannya) = Atur diri dan berbarislah agar dicintai!
9. Haritsun 'ala waqtihi (menjaga waktunya) = Pedang waktu di leherku
10. Nafi'un lighairihi (bermanfaat bagi selainnya) = Sang bunga tak mampu menahan semerbak wanginya

Jujur saja, kembali saya merasakan beberapa kisah yang diambil di buku karya penulis sebelumnya. Dan memang nyatanya dipadatkan dari buku-buku karya lainnya. Sehingga ada beberapa kisah yang sudah saya tahu. Tapi hebatnya tetap tidak membosankan saya. Sebab pas konteksnya. Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan di buku ini, salah satunya tentang gambaran detail shalat Khauf di halaman 272. Pembeda buku ini dengan buku lainnya karya penulis yang sama adalah di tiap bab ada tabel program capaian intelektual, fisik, dan spiritual dengan waktu rata-rata tiga dwiwulan yang bisa diterapkan pembaca. Sungguh rinci dan membantu program perbaikan diri bagi yang bersungguh-sungguh.

Saya mengapresiasi 5 dari 5 bintang.

"Jalan Allah ini panjang sekali. Untunglah kita tak diwajibkan untuk sampai ke ujungnya. Kita hanya diperintahkan untuk mati di atasnya." (Hlm. 11)

"Rasulullah SAW punya sifat fathanah (cerdas), tapi sifat ini diikuti sifat berikutnya, tabligh (menyampaikan). Menimbun ilmu terkadang lebih berbahaya daripada tak berilmu sama sekali. Menimbun ilmu adalah kubangan kefasikan." (Hlm. 245)

"Dakwah ini, Islam ini, tidak hanya perlu orang shalih. Namun, lebih dari itu, ia sangat memerlukan orang yang bisa--bersedia--ditata." (Hlm. 260)

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget