Pages

09 June, 2016

#Day4 Bihun

#Day4 Bihun

Entah sejak kapan ini dimulai, saya pun lupa. Namun beberapa tahun belakangan setiap berbuka puasa ramadhan, saya akan uring-uringan bila belum menyantap bihun dengan sambal kacang. Meskipun saya ikut beragam acara bukber, tetap saja saat kembali ke rumah saya akan mencari penjual bihun bila mama atau kakak saya tidak membuatkan. Pernah pula saya hunting bihun dengan bersepeda di pukul 22.00 bersama sahabat saya, hingga hanya mendapatkan sisa bihun di seorang pedagang di RT yang jauh dari rumah saya. Rasanya ada yang kurang bila tidak menyantap bihun di bulan Ramadhan.

Di Jakarta, saya punya langganan beli bihun seharga Rp 3.000. Namun di Bogor, lagi-lagi saya belum beradaptasi sempurna menemukan penjual bihun yang cocok. Sambal di sini rasanya kalau tidak manis ya asin. Kurang cocok dengan lidah saya yang begitu suka pedas. Saya uring-uringan, tapi saya tahan. Logika saya mengatakan bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan sebab akan mengurangi rasa syukur saya pada makanan yang tersedia. Tapi, hati dan rasa saya tetap bermuram. Hingga kemarin, saya belum berbuka dengan bihun.

Pak ustad bilang di kajian tadi siang bahwa doa orang yang berpuasa itu diijabah. Saya dalam hati berdoa semoga ada bihun dengan sambal kacangnya di rumah. Lalu ketika pulang, mama berkata tetangga sebelah memberikan semangkuk bihun dan bakwan beserta sambal kacangnya. Waahh... doa saya didengar!

Bahagia itu sederhana. Sesederhana menginginkan bihun tanpa ekspektasi berlebih lalu dihadirkan. Mungkin, besok saya akan berdoa agar KAMU yang dihadirkan dalam hidup saya. Melengkapi Ramadhan dan hari selanjutnya. Boleh, kan, Allah?

Selamat menanti berbuka. Jangan lupa bersyukur. Jangan lupa Bahahahahagia!

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget