Pages

26 March, 2014

Review buku: Mimpi bayang Jingga

Judul: mimpi bayang jingga
Penulis: sanie b. Kuncoro
Penerbit: bentang
Cetakan pertama, april 2009
ISBN: 978-979-1227-61-2
Dimensi: 214 hlm; 20,5 cm

Blurb:
Apa impian terbesar dalam hidupmu? Impian jingga adalah memiliki sebuah rumah di tepi pantai karang. Pantai itu berombak jernih hingga pasir putihnya terlihat jelas di dasar air. Akan ada banyak jajaran pohon kelapa dan palem, dengan dedaunan hijau yang teduh di tepian pantainya. Di depan rumah itu akan Jingga buat perpustakaan dengan kafe di terasnya. Akan diterimanya para petualang yang datang dan pergi, meninggalkan dan membawa cerita dari segala penjuru bumi.

Lalu, apa jadinya dengan impian itu kala seorang lelaki menawarinya untuk menjadi cinderella lengkap dengan kemewahannya? Kehidupan yang selama ini hanya mungkin dicapai dalam angannya tiba-tiba terpapar jelas di hadapannya. Akankah Jingga menyerahkan impiannya demi lelaki yang dicintainya itu?

Review suka-suka tha:
 
Buku ini terdiri dari tiga cerpen.

Sering kali kuletakkan telinga pada dataran dada penutup bilik jantungnya, mencari deburan jantungnya yang berdetak. Kadang tertangkap deburan itu, kadang tiada. Padahal, dia tidak berhenti bernapas. Jadi, ke mana perginya deburan jantung yang hilang sesekali itu? Atau, adakah seseorang lain yang menangkap deburan itu pada bilik jantung yang lain? Siapakah? Bukankah seharusnya dia milikku seorang? Apakah ada seseorang lain yang berada di balik punggungnya? (May)

Cerpen pertama berjudul "The Desert Dreams", mengisahkan tiga tokoh bernama Orien, May dan Baron. Kisah tentang perselingkuhan dalam sebuah rumah tangga dan kekuatan sang istri yang memiliki kemampuan 'melihat' sesuatu yang tak terlihat orang lain. Gaya penceritaan memakai sudut pandang orang pertama (aku) dari masing-masing tokoh.

-------------------
Tidak ada langit senja yang terpilih. Gadis bermata telaga itu tidak akan memilih satu pun, karena dia telah memiliki langit senjanya sendiri. Itu adalah sebuah senja berlangit jingga yang dia titipkan pada seseorang dalam kenangannya. (Bentang)

Cerpen kedua berjudul "Jingga", yang sudah dijelaskan cuplikannya di blurb atas. Mengisahkan Jingga dan Bentang yang bagaikan film korea Boys Before Flowers, hanya saja endingnya tak seindah film itu. Sudut pandang yang digunakan, adalah sudut pandang orang ketiga.

-----

Cerpen ketiga berjudul "Mimpi Bayang", menceritakan Frangi, gadis yang koma selama dua hari gara-gara jatuh saat bertengkar dengan pacarnya. Dalam keadaan komanya itu, ia bertemu dengan takdirnya, Bambu, melalui mimpi bayang. Setelah siuman, ia kemudian mencari Bambu bermodalkan mimpinya. Lantas, apa yang terjadi? Apakah Frangi berhasil menemukan Bambu? Silakan baca bukunya.

----
Bintang 4 dari 5.

Kelebihan: bahasanya puitis namun tak menjemukan. Dalam menggambarkan hubungan pasutri pun, sanie menggunakan perumpamaan yang halus, tak vulgar.

Kekurangan: di cerita "Jingga" terutama, berasa agak lebay aja dengan tokoh Bentangnya. Atau memang saya yang gak terlalu percaya ada kemungkinan kayak di film Boys Before Flowers kali ya? Hehe.. 

Sama sampul/covernya, kurang menarik. 

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget