Mengapa mereka
selalu saja membicarakan cinta dalam kesyahduan?
Dalam rintik hujan
nan ritmis, bukan lebat yang banjir?
Dalam lembayung
senja nan manis, bukan pekat malam yang kumuh?
Dalam secangkir kopi
mengepul panas di sebuah gelas nan indah,
Bukan kaleng
seadanya berisikan air putih saja?
Mengapa mereka
selalu saja membicarakan cinta dalam kesyahduan?
Apa bila aku tak
memiliki, menikmati kesemua hal tersebut,
Aku tak akan pernah
mengecap cinta yang sesungguhnya?
Apa cinta hanya
bermain di tempat-tempat utopis, bagai mimpi?
Lalu lupa menjelajah
ke sisi ku berdiri kini?
Di rumah kumuh,
pinggir rel kereta api..
Di tengah beragam
makian, omongan tak berpendidikan
Di sekerak nasi
aking yang semakin basi setiap hari
Apakah cinta tidak
akan datang ke sini?
Mengapa cinta pilih
kasih?
Mengapa cinta begitu
ekslusif?
Mengapa begitu
melulu gambaran cinta yang kutahu?
Mana realita cinta
sejati?
Apakah cinta selalu
seperti itu?
Cinta hanya untuk
mereka yang fasih mengatakannya saja?
Cinta hanya untuk
mereka yang penghidupannya lebih baik?
Apakah cinta selalu
seperti itu?
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment