Pages

10 March, 2014

Selamat hari perempuan internasional!

Selamat hari perempuan internasional!

Jujur saya baru 'ngeh' ada hari perempuan. Saya kira hanya hari ibu saja. Hari lelaki, saya belum pernah dengar. Mengapa selalu perempuan? Ah, kali lain saja kita bicarakan itu yaa..

Mendengar, melihat, berbicara tentang perempuan selalu mengingatkan saya pada sosok mama saya. Darinya saya belajar menjadi perempuan sejati. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri peran mama sebagai anak, istri, ibu, dan nenek. Semua peran itu, beliau mainkan dengan cantik. Bukan berarti tidak pernah salah. Beliau tetap tak luput dari kesalahan, namun beliau mengimprovenya dengan tepat, cepat sehingga semua terasa cantik. Mendekati sempurna.

Bila disuruh menggambarkan beliau, saya akan cepat berkata mamaku itu orangnya perhatian, peduli sama siapapun, rajin, pekerja keras, jarang mengeluh, pejuang tangguh, royal, tidak tegaan, penceramah ulung, tercerewet demi kebaikan dan memegang teguh prinsip. See... Seberapa banyak yang positif, dan negatif? Banyakan positifnya kan? Bukan karena ia mama saya, saya membelanya. Begitulah adanya beliau. Walau kadang beliau bisa begitu menyebalkan karena kecerewetannya yang merepotkan saya. Misalnya saja seperti saat ini, saya berangkat menuju Jakarta (dari Bogor) dengan membawa tas ransel yang saya siapkan sedari malam. Namun ketika saya membawanya, tas saya terasa beraaaat sekalii.. Sampai pundak saya sakit menggendongnya. Saya curiga, maka saya bongkar apa isi tas saya itu. Ternyata, diam-diam mama memasukkan barang-barang 'aneh bin ajaib' di dalamnya. Ada al qur'an kecil (yang sengaja saya tinggalkan), seplastik kurma, kismis, kacang arab, richeese, you c 1000 orange, handbody, sabun cuci muka, roti, dan 3 buah baju titipan kakak. Otomatis saya mengeluarkan itu semua, karena sungguh merepotkan bila saya berjejalan di kereta nanti sambil memanggul barang-barang berat itu. Mama mengomel, dengan kecerewetannya yang luar biasa. Kami berdebat, dan hasil akhirnya dapat ditebak. Mama menang, dan saya manyun menggendong ransel dengan merintih pundak kesakitan. Pasalnya, mau bagaimana saya menolak? Karena ternyata semua itu untuk kebaikan saya, titipan untuk kakak saya, titipan untuk orang tua teman saya yang sedang dirawat. Oh my mom...

Namun dalam sekejap, beberapa menit saya duduk di angkot, saya sudah merindukan beliau. Memikirkan hari-hari ke depan yang akan beliau hadapi sendiri, dengan cuaca kota bogor yang dingin. Saya merasa, saya bukan anaknya yang baik. Beliau perempuan terhebat yang pernah saya temui di dunia ini. Saya belajar banyak dari beliau, tanpa beliau suruh atau sadari. Tindakannya, perilakunya yang kadang ditegaskan dengan kata, membentuk saya seperti saat ini. Segala kebaikan pada diri saya, bersumber dari mama dan bapak saya. Selebihnya, adalah kekurangan saya yang masih harus banyak belajar.

Selamat hari perempuan internasional!
Semoga kita semua dapat menjalani peran sebagai perempuan terbaik versi masing-masing, lebih baik lagi versi Tuhan yang kita imani.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget