Pages

04 March, 2014

Rindu dahulu

Yang baca pasti malas. Kayaknya ini hal yang terus-terusan tha tulis semenjak kerja. Masih gak ikhlas gitu ditinggalin, banyak yang resign. Walau banyak orang baru yang datang, tapi ikatan yang terjalin layaknya keluarga ngaruh juga ke suasana kerja. Isshh… jeleknya orang plegmanis (plegmatis-sanguinis), sekalinya sayang, menganggap keluarga, langsung deh sakit berkepanjangan kalau ditinggalkan atau mereka yang disayang ga ada di dekatnya lagi. 

Sejauh ini, masalah kerjaan, teknis dan lain-lain masih bisa ditanggulangi. Masih sanggup walau harus pusing sendiri, ga bisa nanya-nanya lagi sama senior atau pun orang lain yang diandalkan karena kesibukan mereka yang semakin tinggi. Tapi, makin ke sini, berasa banget sepinya lantai satu. Cuma lima orang kalau masuk semua, padahal mejanya ada sembilan. Semua sibuk sama laptop masing-masing, pakai headset, becanda udah berkurang. Padahal kerjaan macam ini, yang mengandalkan otak juga butuh refreshing yang besar. Lelahnya lebih besar dibanding aktifitas fisik. Karena berpikir itu sungguh menguras energi. Bila suasana kantornya muram, gak mendukung, gimana mau optimal? 

Dalam tim sendiri, berasa banget pengkotak-kotakannya. Siapa yang salah? Mau nyalahin leader? Kasihan leader udah dituntut atas, kanan, kiri, sekarang bawahannya juga banyak maunya. Yowes, salahin diri sendiri aja, #metarapopo.

Hingga titik terlelah kita saat ini, ditandai dengan bernyanyi dan setel musik keras-keras karena terlalu sepi dan kurang bergairah lantai satu ini. Sama kayak saat tha menulis tentang ini, begitu banyak deadline dan pekerjaan yang tak kunjung usai. Belum lagi banyaknya revisian, karena boss yang terlalu menuntut sempurna. Skripsi mah ga ada seberapanya dibanding revisian kerjaan. Rasanya makin bodoh, blo’on dan gak pernah benar. Malu-maluin, sampai sekarang gak paham-paham jenis industri dan beragam istilah di dalamnya. Mau nanya, bingung nanya siapa yang dengan senang hati akan menjelaskan. Semua tampak punya masalah lebih berat dari tha. Keramahan sudah mulai tak nampak. Gerah banget deh. Resign aja apa? Hufft.. tunggu leadernya resign dulu lah. Biar abis sekalian sisa kerajaan berempat dulu. Atau tunggu ada yang lamar dan bawa kabur? Eh ini mah khayalan, ngarep banget bahahaha...

Tapi satu hal, sekesal apa pun sama kerjaan dan orang-orang di dalamnya, tha kadung sayang sama mereka. Keluarga keduaku, di mana waktu tha bahkan jauh lebih banyak dihabiskan bersama mereka. Aaarrghhh… aku mau nangis, boleh?

It came over me in a rush
When I realized that I love you so much
That sometimes I cry, but I can’t tell you why
why I feel what I feel inside

How I try to express what's been jugglin' my mind
But still can't find the words
But I know that something's got a hold of me (Blackstreet – In a rush)

Tuh lirik lagu yang keputar di playlist nambah sedih. Aku butuh bahu… mana bahuuu? Pelukaan…. Mana pelukan?

(T__________T)

**



Sampai-sampai tha buatkan puisi akrostik untuk makhluk di lantai satu dahulu, nih puisinya:

ABDUL AZIZ

Arjuna pencari cinta
Begitu yang kau lihat dari luar
Dalamnya, siapa yang tahu?
Untuk kami, dia adalah kakak lelaki yang bertanggung jawab
Leader di lantai kami berpijak

Asmaranya memang yang paling dikenal, seperti Indonesia dikenal dengan
Zamrud khatulistiwanya
Inilah cassanova kami, lelaki dengan
Zodiak cancer yang mencapit hati bagai kepiting

SANTY DEWI

Seorang ibu muda
Anggun dengan jiwa riangnya
Nikon, Canon dan beragam DSLR adalah temannya
Travelling dan hunting
Yang ia sukai

Datangnya sudah tak sesering dulu
Entah kapan kami akan kembali bertemu
Wanita yang selalu kami tunggu penunaian janjinya untuk berenang
Ini bisa difollow upkah? Hehe..

SRIATUN

Sabarnya telah terbukti dalam kurun waktu yang menguji
Resahnya mungkin tak pernah kami tahu
Ia yang selalu terlihat kuat
Asa tersirat dalam sebuah nama
Tunduk seperti padi, tak congkak
Untaian doa orang tua menjelma melalui
Namanya, yang berarti ratu padi

YANI PURNAMA

Yang terang, jernih layaknya bulan purnama
Angan tersirat dalam namanya
Nyata menjelma dalam setiap langkahnya
Insyaa allah..

Perempuan tangguh
Untuk yang terkasih dan dikasihinya
Riang adalah khasnya
Nada santun dan rendah adalah rima bicaranya
Aku bersyukur
Mengenalnya
Anugerah Tuhan menjelma ukhuwah

MYMY


“Mak”, begitu kami memanggilnya
Yang terkasih, layaknya emak di rumah
Masalah mungkin mendera hidupnya, tapi emak tetap tersenyum
Yang sewajarnya, seakan hidupnya selalu baik-baik saja

ROOSE DINI

Ramah wajahnya, membuat siapa pun yang memandang ikut tersenyum
Oase di kala jenuh menyapa
Olahan makanan ibundanya selalu menyenangkan
Siap mengisi perut-perut kami yang keroncongan
Embuskan kesegaran melalui cerita petualangannya

Duh, mengapa cepat dia pergi?
Ini yang selalu kupertanyakan
Namun mengenalnya adalah suatu hal yang takkan kau sesali
Ini ciyuuuss… :)

LIDYA MAKMUR

Lili panggilannya, seperti bunga
Indah, mekar pada puncaknya
Dan mengundang kumbang-kumbang muda
Yang terpesona akan keanggunan dewasanya
Akan tetapi, bukan mereka yang lili nanti

Melainkan lebah jantan dewasa
Aangan yang ia sampaikan pada Tuhan
Kala ia berdoa
Mengharap lebah itu mampu mengolah nektar pada tubuhnya
Untuk memberikan persembahan terbaik
Rasa manis dalam madu, pada dunia yang terasa palsu

Meta morfillah

1 comment:

  1. Sriatun mirip tmn SD aku..tp lost contact,mau adain reuni/kumpul

    ReplyDelete

Text Widget