Pages

26 March, 2014

Review buku: Sakinah bersamamu

Judul: Sakinah bersamamu
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Asma Nadia Publishing House
Cetakan keempatbelas, Oktober 2012
ISBN: 978-602-96725-5-8
Dimensi: 344 hlm; 20,5 cm

 
Blurb:
 
Bagaimanakah warna cinta setelah 25 tahun berlalu?
Bisakah dia tetap pelangi?

Tak ada yang sempurna di kolong langit. Tidak dia, Bang Zaqi, dan pernikahan mereka. Sebab kesempurnaan hanya boleh dilekatkan pada namaNya semata. Riri bukan tidak menyadari hal ini. Tetapi salahkah jika perempuan itu menyimpan harapan bahwa mereka akan memiliki cinta yang sempurna? Ia ingin cinta, hari-hari sakinah, hanya itu yang terbayang saat mengenang perjalanan kasih mereka. Bayang-bayang kebersamaan yang selalu berkejaran begitu jelas di pelupuk mata, setiap kali memandangi Bang Zaqi yang terlelap. Tapi tak ada cinta yang tak diuji. Lalu haruskah dia menyerah kalah ketika cinta yang selama ini nyaris sempurna, diguncangkan badai? Saat sosok yang tak pernah mengecewakan ternyata sanggup menggoreskan luka?

Ini memang bukan kisah cinta sempurna. Tetapi kisah dua anak manusia yang belajar menyempurnakan cinta. Belajar memberi, menerima, dan memperbarui cinta, hingga mereka menutup mata.

"Kenapa kita menikah, Bang?" Tanyaku suatu hari.

Kau menjawab mantap, tanpa sebersit pun keraguan,
"Sebab tanpamu tak ada pernikahan bagiku..."

Review suka-suka tha:
 
Buku ini terdiri dari tujuh belas cerpen. Tiap cerpen selalu ditutup dengan obrolan seru dan akrab bersama penulis (Asma Nadia) di setiap akhir cerita, tentang berbagai ujian rumah tangga. Kolom ini diberi nama "Bijak berumah tangga melalui cerita".

Di buku ini, dibahas tentang bagaimana menjembatani perbedaan karakter, bertindak tepat saat cemburu, mengatasi "cinta lama bersemi kembali", bunda bekerja atau di rumah?, menyembuhkan hati yang luka dan bakti perempuan, antara orang tua, suami dan mertua.

Dari ketujuh belas cerpen, saya paling suka cerpen "Mata yang sederhana" dan "Sakinah bersamamu". Sedangkan dari kolom bijak berumahtangga melalui cerita, saya terinspirasi pada "3 alarm, selangkah menuju selingkuh" di dalam cerpen "Dua puluh tahun cinta". Dari kolom itu saya membuat tulisan tentang kekecewaan. Bisa dilihat di sini: bermetamorfosis.blogspot.com/2014/02/tentang-kecewa.html?m=0
 
----

Bintang 5 dari 5
 
Kelebihan: banyak pembelajaran bagi mereka yang mau, belum menikah atau pun sudah menikah tanpa terkesan menggurui. Cerpennya ringan-ringan, tapi realita sehari-hari yang cukup "mengena" dan "menyadarkan" kita untuk lebih baik.

Kekurangan: sejauh ini saya belum menemukan kekurangan. Hanya soal selera saja, saya kurang suka sampul/covernya. Menurut saya alangkah baiknya, bila sampulnya sebuah gambar ilustrasi yang memiliki keterkaitan dengan judul buku, bukan potret penulisnya, hehee.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget