Pages

19 May, 2014

[Review Buku] Lontara Rindu

Judul: Lontara Rindu
Penulis: S. Gegge Mappangewa
Penerbit: Republika
ISBN: 978-602-7595-01-9
Dimensi: viii + 343 halaman; 13,5 cm x 20,5 cm

Buku ini saya mulai baca pada pukul 18.00 dan selesai 21.45. Tiga jam empat puluh lima menit diselingi beberapa interupsi. Membuktikan buku ini lumayan menarik, hingga saya selalu kembali dari ragam interupsi tersebut untuk menuntaskannya.

Novel ini bercerita tentang rindu seorang anak (Vito) pada ayahnya dan saudara lelaki kembarannya. Walau pusaran utamanya ada pada tokoh Vito, tapi novel ini juga mengupas kehidupan masa lalu orang tua vito bahkan leluhur desa yang Vito diami. Desa Sidenreng. Konflik yang hadir seputar rindu anak, kisah cinta yang terpisah karena beda keyakinan dan adat serta tekad sekelompok anak desa yang memiliki mimpi berkat guru yang tulus mendidik.

Dari judulnya, penulis begitu cerdik memilih kata dan diksi. Saya suka sekali dengan judul ini. Dari penokohan, begitu kuat dan seimbang antara tokoh sentral dengan pendukungnya. Dari setting, saya jatuh cinta! Penulis mampu meyakinkan saya tentang kearifan lokal, adat-adat suku Bugis dan mengupasnya perlahan bagaikan bawang. Alurnya pun begitu lincah, maju mundur tanpa cela. Diksi yang digunakan pun begitu indah. Sayangnya ending novel ini membuat saya penasaran. Dan saya paling tidak suka dibuat penasaran! Bisa jadi, novel ini dikembangkan menjadi sekuel, karena menurut saya, masih belum tuntas.. Hahaha

Hanya saja, entah mengapa ketika membaca novel ini mengingatkan saya pada gaya penulisan Tere Liye untuk serial anak-anak mamak dan juga Andrea Hirata untuk serial Laskar Pelanginya. Apakah karena tokoh sentralnya sekelompok anak di desa terpencil yang akhirnya menjadi lebih baik karena seorang guru dan sekolah sederhana yang tulus?

Kelebihan: pemaparan yang begitu lokal, membuat saya semakin mengenal tentang suku Bugis dan sedikit daerahnya. Cerita yang ditawarkan pun, terasa nyata dan tidak begitu klise.

Kekurangan: cukup mengecewakan ketika saya menemukan typo di beberapa bagian. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan novel pemenang kedua (novel ini adalah pemenang pertama lomba novel republika 2012).

Bintang: 4,5 dari 5.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget