Pages

19 May, 2014

A walk to remember

Untuk kali kesekian, saya menonton film ini. A walk to remember. Berawal dari novelnya yang saya baca saat SMP, lalu saya baca lagi saat SMA. Dan menonton filmnya kali kesekian. Klise. Klasik. Romantik. Yeah, but I've never bored with that story.

Mungkin, bila saya tak membaca bukunya terlebih dahulu, saya akan luput pada beberapa hal di filmnya. Yes, saya merasa bersyukur membaca bukunya terlebih dahulu sebelum menonton. Film ini hanya mendukung dan menguatkan imajinasi saya tentang visualisasi cerita. Kisah cinta remaja 17 tahun di era 1950, yang mungkin terasa membosankan untuk anak-anak sekarang. Tapi, Nicholas Sparks mengemasnya dengan manis, dan berhasil membuat saya menangis dengan membaca atau menonton film ini lagi.

Love is like the wind. I can see it, but I can feel it.
Bagaimana bisa, Tuhan membuat Landon Carter, troublemaker di sekolah menjalin cerita dengan Jamie Sullivan yang seperti santa dan terasing?

Bahkan, di otak Landon, Jamie adalah gadis terakhir yang akan ia kencani di kota Beaufort. Jamie amat aneh untuk gadis seusianya. Tidak populer, membawa kitab ke mana-mana, selalu menggunakan sweater yang sama, duduk di meja yang sama, dan belum pernah ada pria yang mengajaknya kencan.
 
Tapi, tuhan memang maha romantis. Mempertemukan Landon dan Jamie dalam bingkai yang apa adanya. SkenarioNYA selalu lebih indah. RencanaNYA bahkan jauh lebih besar dari rencana hidup Jamie Sullivan. Melalui Jamie, Tuhan mengubah Landon menjadi lebih baik dan mempercayai keajaiban, mempercayai kembali Tuhan. Melalui Landon, Tuhan membuat Jamie merasakan mukjizat, mengecap manis cinta, mewujudkan mimpi nomor satunya... Menikah.

Buku, film A walk to remember ini, tak akan lengkap tanpa lagunya.. Yang dinyanyikan oleh Mandy Moore (pemeran Jamie), Only Hope.

There's a song that inside of my soul.
It's the one that I've tried to write over and over again

Saya kira, semua orang memiliki lagunya masing-masing, yang tak pernah bosan mereka tuliskan dan coba wujudkan ke dunia nyata. Tentang jiwanya. Cerita yang tak pernah habis dari dalam dirinya.

When it feels like my dreams are so far,
Sing to me of the plans that you have for me over again

Saya kira, seperti lirik lagu di atas.. Kita semua memerlukan seseorang yang mendukung dan mengarahkan kita dalam pencapaian mimpi. Ketika mimpi-mimpi kita terasa begitu jauh, penghiburan darinya mengenai rencana-rencananya yang dimiliki untuk bersama kita, adalah lagu motivasi, penyemangat. Tak perlu menuntut, hanya dengarkan. Menyanyi, menghibur kala lelah. Pada akhirnya, kita jualah yang kembali berjuang. Di atas kaki kita sendiri.

I give you my destiny
I'm giving you all of me
I want your symphony
Singing in all that I am
At the top of my lungs
I'm giving it back

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray
To be only yours, I pray
I know now, you're my only hope

Ketika seorang sudah mempercayakan takdirnya padamu, memberikan semuanya padamu. Yang ia inginkan hanyalah simfoni kejujuranmu. Dan ia akan mengembalikan itu semua padamu. Sebab, kamulah harapannya.

Oohh..oohh.. Klise nan romantis. Tapi, bukankah tidak ada hal yang baru di bawah matahari?

Cinta itu baik. Cinta tidak kasar dan menyakiti. Cinta tak dapat dihindari.
Tidak, bahkan ketika logikamu berkata TIDAK!

Seperti yang Jamie katakan pada Landon, "Satu syarat, kau tidak boleh jatuh cinta padaku."

Bahkan cinta tidak dapat dienyahkan begitu saja. Walau kau tahu ia memiliki dua sayap, satu sayap memabukkan yang berisi kesenangan, dan satu sayap menyakitkan yang berisi penderitaan. Kau tidak bisa menghalaunya, menjauh karena takut darinya.

Seperti yang Landon katakan pada Jamie,"Mengapa kau menghindariku? Itu tandanya, kamu juga takut karena kamu menyukaiku."

Intinya, begitu banyak hal yang saya pelajari dari hal-hal klise yang mungkin kurang menarik bagi sebagian orang.

Namun, fakta bahwa sang penulis novel ini pun begitu terhanyut dan sering menangis saat menuliskan novel ini... Membuktikan bahwa saya adalah manusia normal. Dan saya bukan satu-satunya orang yang menjadi cengeng.

Heii, asal kalian tahu saja, inspirasi Nicholas Sparks dalam melahirkan "A walk to remember" ini adalah kakaknya. Ya, kakak wanitanya yang begitu mirip dengan tokoh Jamie Sullivan. Manis, tidak populer, memiliki keyakinan penuh pada Tuhan, mempunyai keinginan terbesarnya untuk segera menikah, dan tentu saja, mengidap kanker (leukimia). Namun seperti Jamie, ia mendapatkan seorang lelaki baik yang menikahi dan menjadi suaminya hingga ia meninggal di usia 33 tahun.

That's a life. Full of tragedy, maybe little happiness, but still.. Life must go on. With or without.. all of it.  
C'est la vie.  
Dan ini adalah salah satu cara untuk mengingat kembali orang yang disayangi. Menuliskan kisahnya dan memberitahukan pada dunia. Atau menyelipkan kata kunci di antara cerita, benda atau apa pun yang mengaitkanmu padanya. Sekadar membuatmu mudah dalam memanggil kenangan yang membelukar di dalam kepalamu (a walk to remember).

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget