Pages

13 May, 2014

[Review Buku] Bidadari yang mengembara

Judul: Bidadari yang Mengembara
Penulis: A. S. Laksana
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-699-5
Dimensi: iv + 160 hlm; 13 x 19 cm

Merupakan kumpulan cerpen yang terdiri dari dua belas karya A. S. Laksana. Bergenre surealis.

Saya akan menuliskan inti tiap cerpen:
1. Menggambar Ayah
Bercerita tentang seorang aku yang berusaha mencari ayahnya dari kecil hingga dewasa. Lalu ia mulai menciptakan imajinasi dengan menggambar ayah.

2. Bidadari yang mengembara
Bercerita tentang Alit dan tukang urut, yang dikira bidadari.

3. Seorang ibu yang menunggu atau Sangkuriang
Bercerita tentang anak yang dipenuhi rasa ingin tahu tentang "Dari mana bayi keluar?" dan seorang ibu yang kesulitan menjelaskannya.

4. Burung di langit dan sekaleng lem
Bercerita tentang "aku", yang hidup dan menahan lapar dari sekaleng lem.

5. Seekor ular di dalam kepala
Bercerita tentang suami istri, Rob dan Lin. Lin mendapati seekor ular di dalam kepalanya dan upaya Rob mengeluarkan ular tersebut.

6. Telepon dari Ibu
Bercerita tentang Yun yang sedang hamil dan ibunya yang sudah pikun.

7. Buldoser
Bercerita tentang ayahnya Alit, yang selama hidup hingga matinya selalu dikejar buldoser.

8. Seto menjadi kupu-kupu
Bercerita tentang Seto yang melahap beragam jenis buku demi memikat seorang wanita. Lalu ia berubah menjadi kupu-kupu.

9. Bangkai anjing
Bercerita tentang ayah yang ditinggalkan istri dan ketiga anak lelakinya. Dan salah satu anaknya menempuh jalan hidup sebagai banci.

10. Rumah unggas
Bercerita tentang Seto yang mengganti air embun pagi ayahnya dengan air kakus. Dan Jono (ayah seto) yang gemar mengawinsilangkan unggas-unggas

11. Peristiwa pagi hari
Bercerita tentang Alit yang mengharap ayahnya memahami dirinya sebagai seorang lelaki, di setiap pagi hari.

12. Cerita tentang ibu yang dikerat
Bercerita tentang "Aku" (kakak Alit) yang memiliki ingatan terbatas tentang keluarganya. Tanpa sadar, bahwa ia yang telah menghancurkan keluarganya.

Secara cover: saya kurang suka, karena dipenuhi dengan tulisan full halaman. Berlatar pink. Seperti buku yang membosankan.

Secara isi: saya amat menyukai ide-ide Sulak yang sebenarnya sehari-hari, namun dia berhasil mengemasnya dengan apik. Alurnya lincah, sudut pandangnya menarik. Ciri khas Sulak adalah pada pergantian PoV (sudut pandang) yang begitu halus. Tanpa sadar memainkan logika kita, dari tokoh "aku" ke Alit, lalu balik lagi ke "aku" sebagai pencerita si Alit. Campurannya pas! Bahkan banyak sekali cerpennya yang bercerita "aku" tanpa pernah diterangkan siapa "aku" di sini. Pun penokohannya. Yang menjadi ciri khas Sulak adalah Alit dan Seto. Terutama Alit, ia menggunakannya di beberapa cerpen, tanpa ada keterkaitan. Alit yang diceritakan di cerpen satu tidak sama dengan Alit di cerpen dua. Surealis sekali, tapi berhasil meyakinkan saya bahwa kesemua itu logis. Dan mungkin terjadi.

Ditambah nukilan-nukilan dari kitab suci, dan beragam tulisan lainnya yang disertakan sebagai foot note. Terasa tidak mengganggu, dan membuat saya agak tercengang, mendapati Sulak memaknai sebuah peristiwa dalam ayat suci. "Wow... Gila!" Itu ekspresi saya tiap kali tersadar apa yang ia maksud.

Kelebihan: saya sangat suka penokohan dan sudut pandang yang digunakan. Judul yang dibuat pun, seringkali membuat saya bertanya di awal dan memunculkan ketertarikan. Sulak selalu menyampaikan secara implisit keterkaitan judul dengan isi cerpennya.

Kekurangan: hanya pada segi tampilan tadi.

Bintang: 5 dari 5.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget