Aku memang belum beruntung
Untuk menjatuhkan hatimu
Aku masih belum beruntung
Namun tinggi harapanku
Tuk hidup berdua denganmu
"Gw jatuh cinta, Tha!"
Aku menyelidik matanya. Ada kesungguhan terpancar di sana.
"Iya, Tha! Kali ini beneran. Gw udah gak mau main-main lagi."
Mataku masih fokus menatap matanya seraya
mengaduk-aduk ice lemon teaku. Mencari, apakah ada setitik keraguan di
sana. Nampaknya tidak.
"Rasanya, unbeliveable banget! Gw jatuh cinta sama
lelaki yang biasa aja. Dan lebih menyebalkannya, dia mirip banget sama
lo tingkahnya, Tha! Cueknya, asik sama dunia sendiri, doyan banget baca,
menulis dan berimajinasi. Tapi karena itu pula, gw jatuh cinta sama
dia. Wawasannya luas banget kalau udah diajak diskusi. Tampangnya kalem
padahal. Hahaha.. Ga nyangka, gw bakal jatuh cinta sama nerd or geek
semacam itu."
"Sompret... Jadi maksud lo, gw nerd or geek gitu?"
Dia terbahak. Aku manyun. Lalu tiba-tiba raut mukanya berubah serius. Dia memajukan badannya dan menatap mataku lurus.
"Tapi, Tha... Dia suka sama cewek lain."
Matanya berkabut. Seperti akan hujan.
"Bukankah perkara mudah, membuat lelaki jatuh hati sama lo? Lo kan cantik. Playboy aja pada memuja lo."
Semoga hujan di matanya tak merinai. Aku berpikir mencari kata-kata yang mampu membesarkan hatinya lagi.
"Iya, Tha. Tapi... Dia berbeda. Dia enggak peduli sama
fisik gw. Gw bahkan tahu wanita yang disukainya. Dari skala 1 sampai
10, dia hanya dapat 5. Bahkan jauh lebih cantik lo, Tha!"
"Heeeiii... Maksud lo, skala gw bahkan ga mencapai 7 untuk ukuran standar atau cukup!? Issshh.. Nyebelin amat sih, lo! Huuuu..."
"Hahahah... Gak sih, Tha. Tapi gw demen aja ngeliat lo
manyun. Sorry, dear. You're the best!" Dia menjawil pipiku yang kembali
cemberut. "Tapi, kali ini walau gw belum beruntung untuk membuat dia
jatuh cinta sama gw, gw masih tetap punya harapan tinggi sama dia, Tha.
Bilang gw gila, Tha."
"Lo gila!"
"Issh, Tha! Lo mah ya, bukan nyemangatin gw, malah datar gitu nanggepinnya!"
"Lah, serba salah ya jadi gw. Tadi lo yang minta dibilang gila. Gw bilang gila, malah dimarahin. Njuk aku kudu piye, toh?"
"Hahaa.. Iya sih. Tha lucu, deh!"
Aku sempurna denganmu
Kuingin habiskan sisa umurku
Tuhan, jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau
"Gw berharap dia jadi jodoh gw, Tha! Gw ngerasa
he is my Mr. Right. Gw mau habiskan sisa umur gw sama dia. Tapi, apa gw
Mrs. Rightnya dia, Tha? Aaarghh... Kayaknya, gw benar-benar gila
sekarang."
Aku melongo. Perkara ini benar-benar serius nampaknya.
Sahabatku yang satu ini, adalah orang yang sulit jatuh cinta. Mantannya
memang banyak, mungkin bisa dibuat fans club. Tapi selama menjalani
hubungan, dia hanya main-main. Tak pernah serius, apalagi patah hati.
Sekadar jadi tukang ojek atau teman main. Pokoknya, dia ga bisa jomblo
sedetik pun! Dia anti sendirian, apalagi kesepian. Sampai aku lelah
menasihatinya. Tapi, sekarang... Dia benar-benar jomblo sejak kenal
lelaki itu. Seperti terbentur tembok. Dia menjadi berbeda. Hebat sekali
lelaki itu!
"Kenapa lo tiba-tiba suka sama dia?"
"Karena dia punya apa yang gw ga punya. Karena dia
misteri bagi gw. Dia satu-satunya lelaki yang tulus berteman dengan gw,
dan menjaganya dengan baik. Tanpa pernah sedikit pun tertarik sama gw.
Gw bisa lihat itu dari matanya."
"Hahaa.. Penolakan awalnya. Selalu saja misteri yang membuat kita jatuh. Lo kayak lagi buka kotak pandora terlarang!"
"Yaah,, istilah lo, anomali. Ya, dia adalah anomali dalam hidup gw."
"Apa yang dia punya, tapi lo ga punya?"
"Kesederhanaan, mimpi dan ketulusan."
Aku sungguh sangat bermimpi
Untuk mendampingi hatimu
Aku masih terus bermimpi
Sangat besar harapanku
Tuk hidup berdua denganmu
"Apa gw salah, Tha, kalau gw begitu bermimpi untuk jadi pendamping hidup dia?"
"Siapalah gw, yang bisa ngejudge segala sesuatu itu salah atau benar?"
"Oh, come on! Jangan jadi filsuf deh. Gw beneran lagi butuh komentar lo, Tha. Lo, kan, bijak banget, apalagi masalah beginian."
"Enggak ada yang salah. Semua itu fitrah. Bahkan saat
lo memungkiri, rasa itu akan semakin membesar. Semua hanya permainan
jarak, waktu dan skenario Tuhan."
"Aaarghh.. Tha! Kata-kata lo pas banget! Memang,
semakin gw menolak, semakin gw yakin bahwa gw pengen dia, Tha! Bahkan,
satu hari dia gak ngechat sama gw, gw yang mulai negur dia duluan.
Nyari-nyari topik obrolan. Padahal sama lelaki lain, gw mana pernah
nyoba buka obrolan. Mereka yang jumpalitan SKSD sama gw!"
Denganmu, aku sempurna
Denganmu, kuingin habiskan sisa umurku
Tuhan, jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau
"Gw ngerasa saat bareng dia, gw jadi wanita yang
sempurna, Tha. Gw pengin partner hidup kayak dia. Pengertian, bisa
membimbing dan seksi dengan luasnya pengetahuan yang dia miliki. Dia
selalu punya solusi untuk masalah gw. Benar-benar, dia itu membuat gw
terpukau, Tha!"
"Persis kayak lagu ini, ya?"
Dia mengangguk. Lantunan lagu Terpukau yang dipopulerkan Astrid semakin membuat dia mellow.
"Lagu ini, pas banget ngegambarin isi hati gw saat ini, Tha."
Dia terhanyut mendengarkan lirik lagu itu, sementara
aku menerawang karena teringat sebuah kalimat. Aku lupa, pernah membaca
di mana. Bunyinya seperti ini, "Kalau ada orang yang sedang jatuh cinta,
cobalah tanya teman terdekatnya. Mereka yang paling tahu rasanya.
Sebab, orang jatuh cinta itu mati rasa. Dia hanya tahu satu rasa, ya
jatuh cinta saja. Mendadak logikanya tertimbun oleh rasa itu. Maka, yang
paling waras, adalah teman terdekatnya yang mendengarkan ceritanya tiap
saat."
"Hahaaa.. Benar sekali kalimat itu. Inilah yang
lagi-lagi kualami." Batinku sembari tersenyum menatap sahabatku yang
sedang bernyanyi mengikuti lirik lagu tersebut. Cepat juga dia
menghafalnya. Sepertinya, Kekuatan orang jatuh cinta sedang menyihirnya.
Mendadak dia jadi melankolis, romantik dan bergaya pujangga.
"Tha, buatkan cerita dari lirik lagu ini dong! Kan, lo jago menulis. Ya... Ya.. Ya.. Tentang gw, pakai backsound lagu ini. Oke?"
"What? Hmm... Nambahin kerjaan gw aja."
"Pleeeeeeeeeeeaaaaaseee....."
"Iya, iya..."
"Makasih, cantik!"
*ini cerita lirik astrid - terpukau as requested yaa... Hutang tha lunas (n_n)
Meta morfillah
No comments:
Post a Comment