Pages

13 May, 2014

Ada anak kecil di dalam diriku

Gambar diambil dari sini
Ada anak kecil di dalam diriku.

Apa kamu bisa menerimanya?

Bila aku sedang tertawa, ia memekik riang. Mengajakku melonjak-lonjak bersama. Sampai aku lupa, bahwa aku adalah pribadi dewasa. Akan nampak kurang elegan bila terlalu ekspresif. Tapi.. Dia lebih hebat mempengaruhiku. Aku memilih dia daripada perkataan teman-temanku.

Bila aku sedang bersedih, ia menghiburku. Dengan nyanyian-nyanyian khas anaknya. Mendorongku untuk terus percaya, bahwa badai pasti berlalu, walau mungkin memorak-morandakan hidupku.

Aku senang sekali berbincang dengannya. Temanku bilang, kadang aku agak aneh. Sering berbicara sendiri. Padahal, tidak. Anak kecil itu nyata. Selalu bersamaku. Terutama saat aku disakiti. Ia adalah pembelaku yang pertama. Ia ingin sekali marah, namun aku menahannya. Mengalihkan perhatiannya dengan cerita atau mainan lain. Hingga reda amarahnya, lalu ia lupa.

Tapi, pernah.. Beberapa kali. Kala aku sudah tak kuasa menahan rasa sakit itu. Aku menuruti nasihatnya untuk menunjukkan kemarahanku. Walau hanya dengan mendiamkan, kecuali ada yg memfitnah atau mengatakan yang tidak-tidak tentang diriku tanpa dasar yang kuat, aku berani mengajaknya bertengkar. Sampai mati kalau perlu. Berani karena benar, takut karena salah. Itu prinsip yang diajarkan keluargaku.

Lalu bila aku lelah, ia akan lebih sensitif. Hanya dua kemungkinan, tetap tinggal di tempat yang nyaman, atau pergi sejauh mungkin, hingga bahkan takkan kembali. Ini yang berbahaya.

Apa kamu mampu menahan dirimu untuk anak kecil itu? Memberinya kenyamanan di saat ia begitu menyebalkan? Atau mungkin kamu akan melepaskannya, lalu ia hilang?

Hei.. Tunggu... Apakah hanya aku saja yang memiliki anak kecil di dalam diriku?

Mungkin saja kamu juga.
Barangkali, anak kecil di dalam diri kita bisa berkawan baik bukan?


Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget