Pages

10 April, 2014

Dicintai itu kutukan

"Kamu mau mendengar ceritaku?"

Dia menatapku lurus, tepat di kedua bola mataku. Begitu serius. Refleks, aku menghentikan tawaku sebelumnya, mengambil posisi tegap, agak menjorok ke arahnya, memasang muka serius, lalu mengangguk pasti. Ceritanya selalu menarik.

"Percaya gak, selain cantik itu luka, yang dibilang sama novel itu," dia menunjuk novel yang kubawa, tergeletak di atas meja, "dicintai itu juga kutukan."

"Hah? Masak, sih!?"

"Coba saja kamu simpulkan dari ceritaku ini."

***

Pernahkah kamu dicintai beberapa orang sekaligus? Cinta yang intens. Hingga ruang pribadimu berkurang, karena mereka menuntut perhatianmu di setiap waktu. Kamu sudah berusaha menciptakan jarak dan batas, to the point bahwa tak akan pernah ada masa depan bagi hubungan itu. Sebab kamu tak menginginkan hubungan macam GPU (Gebet-Pacarin-Udahan). Kamu telah tiba di fase serius. Mencari perlindungan, keamanan dan dukungan dari seseorang yang patut kamu perjuangkan, karena dia pun memperjuangkanmu.

Dari mereka yang diam-diam suka, terang-terangan menyatakan dan bersedia dengan konsekuensi tersebut. Hingga mereka yang sudah memiliki pendamping, namun masih lancang mendekatimu. Tapi semuanya membuatmu muak. Kebanyakan omong kosong dan no action. Dari sopan hingga sarkas kamu menanggapinya, tapi mereka bermuka badak. Tak mempan. Mereka tak bermasalah dengan waktu. Tapi kamu, iya.. Kamu. Kamu adalah wanita. Ada batas usia yang menggelayuti. Mengancammu. Mau kamu abaikan, peduli tak peduli, dia akan selalu menghantuimu.

Keinginanmu memiliki keturunan, membuatmu sadar bahwa mereka semua hanya membuatmu berputar-putar di titik itu saja. Tidak ada yang berniat melangkah satu titik ke depannya. Janji-janji manis mengudara, tak kamu aminkan. Muakmu menjadi gigantis pada semua lelaki itu. Kamu menjadi sinis dan tak percaya lagi akan cinta. Dingin menjadi selimut hatimu. Cinta yang terlontar dari mulut para lelaki, kamu generalisasikan menjadi sebuah cibiran. Membuatmu terbahak begitu hebat. Lelucon hidup!

Lalu kamu lelah. Tak lagi kamu inginkan itu cinta. Kamu hanya ingin berlabuh, setelah terombang-ambing berkepanjangan, mabuk laut tak berkesudahan. Akankah cinta seperti ini kamu bilang anugerah?
Bila begitu banyaknya cinta membuatmu nelangsa.

Inilah yang kusebut, dicintai adalah kutukan.

***

"Wow! Menyedihkan sekali wanita itu!"

Emosiku ikut meletup mendengarkan ceritanya. Aku larut, dan merasa kasihan pada wanita itu.

"Eh, tapi... Itu bukan kisah nyatamu, kan!?"

Dia tersenyum simpul, "Menurutmu?"

***

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget