Selalu kupikir bahwa
aku tegar
Aku tak pernah menyangka kan begini
Dan saat engkau tak di sisiku lagi
Baru kurasakan arti kehilangan
Aku tak pernah menyangka kan begini
Dan saat engkau tak di sisiku lagi
Baru kurasakan arti kehilangan
Pernah merasa bahwa kamu akan kuat menanggung semua beban
hidup?
Seperti pundakmu telah tersetting untuk menghadapi semua itu
sendirian. Tak peduli berapa banyak orang silih berganti mencoba mengurangi
bebannya. Kamu begitu percaya diri, bahwa kamu mampu hidup sendiri. Semua terasa
biasa. Kamu terlatih untuk itu.
Lalu tiba-tiba saja, seorang yang sangat kurang ajar membuatmu
menyadari akan satu hal. Bahwa kamu tak sekuat atau pun setegar yang kamu
pikirkan. Dia menyadarkanmu melalui kehilangan. Tepatnya ditinggalkan.
Membuatmu yang merasa sudah menemukan titik kesetimbanganmu, kini goyah.
Semuanya menjadi di luar kendalimu. Kamu tak lagi memiliki kuasa itu. Duniamu
remuk. Persis seperti tahu yang dicengkeram begitu keras.
Ingin kubicara, hasrat
mengungkapkan
Masih pantaskahku bersamamu
Tuk lalui hitam putih hidup ini
Masih pantaskahku bersamamu
Tuk lalui hitam putih hidup ini
Lalu kamu mencoba berdamai dengan dirimu. Bertanya-tanya
apakah yang salah pada dirimu. Kamu perlahan menyadari, kamu bukan bergantung,
melainkan membutuhkannya. Kamu ingin sekali berbicara padanya, mengungkapkan hasrat
dirimu. Bertanya perihal kepantasan dirimu untuk mendampinginya, menghadapi
hitam putih dunia ini. Tapi kau tahu?
Itu semua tak semudah yang kamu pikirkan. Lidahmu kelu.
Matamu tak mampu memandangnya lekat. Kakimu seakan terkunci untuk melangkah mendekat.
Kamu hanya seperti patung, yang terpaku dan membiarkan ia lewat seperti figuran
di sebuah film.
Saat engkau pergi, tak kau bawa hati
Dan tak ada lagi yang tersisa
Dia dia dia telah mencuri hatiku
Tidak. Dia tidak membawa apa-apa dari dirimu. Semuanya sama
seperti sedia kala. Hanya perasaanmu yang berubah. Tak ada lagi yang tersisa
untuk selain dirinya. Apakah benar dia telah mencuri hatimu? Mengapa bisa?
Mengapa yang lain tidak, tapi dia bisa? Kegilaan itu mulai merasuki jiwamu.
Dan saat hari di mana kau tinggalkanku
Kukira semuanya kan baik-baik saja
Dan kini baru kusadari semua
Dia dia dia telah mencuri hatiku
Bahkan pada hari di mana ia meninggalkanmu, kamu tak tahu
ada lubang menganga di dadamu. Kamu bertingkah seolah tak ada sesuatu pun terjadi.
Kesadaran yang terlambatkah? Ketika kamu mengira semuanya baik-baik saja,
nyatanya tidak. Tidak akan pernah baik-baik lagi. Tidak akan pernah sama. Tidak
akan pernah ada cerita kedua kali yang sama. Kesempatan kedua itu hanya mimpi.
*Cerita lirik Dia Dia Dia - Fatin
No comments:
Post a Comment