#1Hari1Tulisan
Senin, 23 September 2013
Mungkin saat gw SMA, "ditembak cowok untuk jadi pacarnya" itu romantis. Tapi saat sekarang, itu sudah ga realistis. Suka, nikahi. Ga suka/main-main, sudahi. #jomblosampaihalal
Yaa… itu adalah salah satu status
yang tha pasang di semua socmed yang tha miliki beberapa hari lalu. Untuk menegaskan
kembali prinsip yang mungkin mulai meluntur dan tampak melantur bagi tha. Pasal
penyebabnya tha memasang status itu adalah, tentu saja karena ada yang
menyatakan dia ingin menjadi pacar tha. Lucunya lagi, ada beberapa pria. Bukannya
sombong atau merasa cantik, namun akhir-akhir ini tha merasa memang sedang
diuji sama Tuhan. Banyak yang jelas-jelas menunjukkan dia suka sama tha dengan
mengatakannya secara frontal, dan banyak pula yang menyatakannya melalui
perlakuannya yang khusus pada tha. Sebagai wanita, insting itu tentu ada, bukan
perasaan GR. Namun, bukannya senang, melainkan sedih yang tha rasakan.
Mengapa sedih?
Karena prinsip tha sejak dua tahun
yang lalu ingin menjalin hubungan serius secara islami (ta’aruf), sepertinya
tidak berjalan mulus. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, mereka
(para lelaki yang meminta tha jadi pacarnya) memang tidak mengerti prinsip yang
tha anut. Untuk hal ini, dapat tha
arahkan dengan menyatakan langsung bahwa sudah tidak jamannya pacaran bagi
seorang Meta. Secara frontal serius ataupun melalui becanda . biasanya, mereka
akan mundur secara teratur karena paham tidak akan ada harapan lagi. Mereka pun
belum mau berkomitmen atau belum sanggup untuk menjanjikan hal yang tha pinta.
Kedua, kesalahan mungkin berasal
dari diri tha sendiri. Setelah tha introspeksi (muhasabah), mungkin tha pernah
melanggar batasan-batasan yang seharusnya tha tegaskan. Misal, sama teman SMA,
sahabat lelaki yang sudah dekat sekali dan kenal baik dengan keluarga tha, tha
masih memberikan kelonggaran untuk nebeng membonceng. Bagi tha itu mungkin
tidak apa-apa, karena tha tidak menyimpan perasaan padanya. Namun bisa jadi,
bagi dia itu sesuatu yang khusus, mengingat tha tidak mau membonceng dengan
laki-laki kecuali keadaan khusus dan merasa sudah dekat.
Nah.. hal inilah yang membuat saya
banyak merenung akhir-akhir ini. Ada beberapa lelaki yang sedang berusaha dekat
dengan saya, baik di dunia virtual, nyata ataupun minta dikenalkan pada saya melalui
teman saya. Saya bersyukur Tuhan menganugerahi saya kemampuan untuk dicintai. Namun
hal ini pun bisa menjadi malapetaka bagi saya jika saya tidak mampu
mengelolanya dan mengumbar-umbarnya. Karena saya khawatir saya akan terseret
pada kezaliman, kejahiliyahan saya dahulu kala. Bahkan menyakiti hati-hati yang
ingin saya jaga, seperti hati saya.
Lantas… apa yang harus saya lakukan?
Dicintai itu takdir yang menyenangkan. Namun setia mencintai pada pasangan adalah suatu keindahan.
Kutipan itu lumayan menohok. Mungkin
karena saya belum memiliki pasangan, ada baiknya saya setia mencintai Tuhan
saya & keluarga, terutama ibu saya saja. Karena merekalah yang tak
henti-hentinya mengajarkan saya cinta hingga saya pun bisa mencinta dan
dicintai orang lain.
Di sebuah pagi yang menggelisahkan
hati.
Meta
morfillah
semoga hati tak menjadi gelisah lagi
ReplyDeleteAamiin.. semoga tansa. Salam kenal :)
ReplyDeleteTha aku pengen seperti itu: Jomblo sampai Halal! Semoga ^^
ReplyDeleteAamiin mblo, eh qi (n_n)
ReplyDelete