Pages

09 April, 2017

Ketidaktahuan (kebodohan) cenderung pada kekufuran

KETIDAKTAHUAN (KEBODOHAN) CENDERUNG PADA KEKUFURAN

"Sandalnya disusun rapi ya, Sayang."

"Makannya duduk ya, Sayang."

"Tangan kanan ya, Sayang."

"Shalat ya, Sayang."

Berkali saya mengingatkan hal tersebut. Dari kerapian sandal, saya ingin mengajarkan bahwa sepatutnya muslim itu tertib saat memasuki sebuah tempat, rapi dan elegan.

Dari adab makan, secara hadits shahih ada larangan makan dan minum sambil berdiri, juga mendahulukan yang kanan dalam segala hal. Secara ilmu sains, ada kelebihan mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang bermanfaat untuk kesehatan kita pribadi.

Kewajiban shalat lima waktu adalah hal yang tak bisa ditawar bagi seorang muslim. Ia adalah amalan pertama yang akan dihisab kelak. Ada banyak perintahmya dalam Al Quran dan kajian keajaiban shalat terkait kesehatan dan emosional diri.

Tapi masih banyak yang belum paham. Bukan sebab mereka ingin melanggar, tapi bersebab pengetahuan yang terbatas. Maka tugas yang pahamlah untuk memberitahu dengan sebaik-baik perkataan, sebenar-benar cara, setepat-tepat waktu, dan seindah-indah akhlak.

Sebab mendiamkan sama saja membiarkan mereka dalam kubangan ketidaktahuan. Kelak akan melahirkan kebodohan. Kebodohan akan cenderung kepada kekufuran. Mereka tak lagi mengenal Rabbnya, Rasulnya, agamanya dan akhlak yang harus dicontoh.

Mendidik hal sekecil ini, justru membutuhkan effort besar dibanding sekadar menyuruh mereka menghafalkan materi. Sayang, banyak yang lebih berbangga dengan prestasi namun tak berakhlak. Padahal saat akhlak terinternalisasi dengan baik, insya allah prestasi akan lahir dengan gemilang. Sebab sebaik-baik hamba yang dicintai Allah ialah mukmin yang kuat, cerdas, dan menjadi khalifah.

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget