Pages

09 July, 2016

Menyelam atau tenggelam

Menyelam atau tenggelam?

Hari ini saya didaulat menjadi driver serta baywatch para ponakan yang ingin berenang. Ya, ini salah satu spesialisasi saya sepertinya. Sayang, saya sedang shaum dan tak bisa menemani mereka di dalam air. Jadilah saya hanya mengamati betapa ramainya liburan di kolam renang umum kota hujan ini. Sejujurnya, saya ingin membenamkan diri dengan laptop mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan sebelum tanggal 14. Namun sejak saya libur, momen itu belum berhasil saya dapatkan. Tenaga saya sudah terkuras habis dan waktu saya benar-benar untuk keluarga. Jadi pikiran saya setengahnya selalu kepada tugas. Meski saya berusaha menikmati semuanya, tapi tugas menawan tawa lepas saya.

Itulah amanah baru yang memberati pundak saya. Amanah akan sekolah baru SMP, konsep yang belum saya pahami. Sebab mengapa saya belum jua mengerjakan silabus dan RPP satu tema dengan basis STIFIn yang akan dipakai minggu depan. Kelemahan saya apabila sudah lelah dan belum menemukan solusi adalah menduga-duga sebab atau apa alasan orang yang menempatkan saya di posisi tersebut. Berharap saya bisa bernegosiasi untuk memikirkan ulang penempatan itu. Posisi di luar comfort zone saya. Dan itu yang sedang saya lakukan. Saya bertanya-tanya mengapa saya? Apa alasannya? Apa potensi saya yang mereka lihat padahal demikian banyak kekurangan saya? Saya begitu tidak percaya diri.

Saya belum menemukan jawabannya. Kepala saya pusing. I need take a breath... Lalu saya layangkan pandangan sejenak ke kolam 1-3 meter. Kolam yang dihindari ponakan saya bila saya tak bisa menemani mereka di dalam air. Kolam 1 meter cukup ramai. Tapi di kolam 1,5 meter sampai 3 meter hanya ada beberapa orang dan selebihnya kosong. Pemandangan itu memunculkan sebuah suara yang menjawab pertanyaan saya sekaligus menyindir diri ini.

"Lihat kolam renang itu, semakin dalam semakin sedikit yang berani mencoba. Dibutuhkan keahlian berenang untuk mengarunginya. Memakai pelampung pun tak menjadi jaminan. Tapi keahlian itu bisa dipelajari jika kamu mau. Dari 1 meter bisa sampai berpuluh meter jika kamu tidak menyerah. Seperti itulah dirimu saat ini. Perenang yang sudah lumayan di 1 meter dicemplungkan ke kolam 2 meter. Awalnya mungkin kamu akan gelagapan, tak tahu harus bersikap seperti apa. Tapi dengan kemampuan dasarmu, kamu hanya perlu mengenali, mengamati, lalu perlahan belajar seperti di kolam 1 meter. Hingga kamu bisa menguasainya... lalu bersiaplah untuk dicemplungkan kembali ke kolam 3 meter dan seterusnya. Kamu akan selalu diberikan posisi sesuai tingkatan kemampuanmu. Pilihanmu adalah menyelam atau tenggelam? Kamu mau melanjutkan di jalan sepi yang menjanjikan kesuksesan itu atau jalan ramai yang standar biasa saja?"

Suara itu terus bergaung dalam kepala saya. MENYELAM ATAU TENGGELAM? Membuktikan diri bisa mengemban sebuah amanah atau malah mundur dan tenggelam sebab tak sanggup mengemban amanah?

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget