Pages

19 July, 2016

Dokter cinta belajar

Kupikir tak akan ada lagi yang semenantang skripsi. Nyatanya, ada! Setelah skripsi, menjadi wali kelas yang membuat silabus, rpp  subtema satu dan merancang aktivitas kelas dari minus di sekolah yang baru buka serta kurikulum berbeda adalah tantangan yang bikin aku tak bisa tidur nyenyak tiga hari belakangan. Mata sampai berkantung, badan sakit-sakit (ditambah efek latihan persiapan fisik tiap hari di sekolah h-9 naik gunung gede), kerjaan rumah agak terbengkalai, pikiran bercabang dan belum juga siap peralatan tempur mengajar hari pertama di 7 SMP terkendala buku yang dicari tak ketemu! Hampir semua gramedia dan toko buku di Bogor didatangi namun stok buku yang dicari kosong. Browsing tak juga ketemu. Sedihnya lagi berhalangan, jadi tak bisa curhat sambil nangis-nangis di sepertiga malam. Tapi senjata orang mukmin adalah doa. Maka berdoa terus dan meminta doa yang makbul, doa mama. Meminta maaf atas segala kekurangan sebelum dan ke depannya pada pintu surga tengahku sebab agenda akan semakin bertambah padat.

Alhamdulillah... berhasil menghasilkan RPP untuk besok. Meski jauh dari sempurna yang diharapkan, setidaknya siap lah. Sebab menjadi guru bukan sekadar cari uang. Pekerjaan ini membebani bila aku tak berhasil menjadi DOKTER CINTA BELAJAR. Yaa... bahwa aku lulusan kurikulum dan teknologi pendidikan UNJ mengemban amanah itu. Dosen pembimbingku dan dosen lainnya menitipkan harapan agar kami menjadi dokter yang mampu mengobati penyakit malas belajar peserta didik, hingga menjadi cinta belajar. Jadi, idealismeku akan selalu hadir dan membuat pekerjaan membuat RPP sedikit lebih lama karena aku memandang holistik, tak sekadar materi nyampe, experiental, tapi juga fun! Oh my Allah... aku harus belajar lagi mengenai karakter, psikologi, dan perkembangan remaja saat ini ditambah integrasi STIFIn saat alpha zone, dan pelaksanan pembelajaran.

Well... kalibrasi Feeling adalah curhat. Dan curhat melalui tulisan adalah diriku. Jadi, tulisan ini adalah ngalor ngidulnya orang Feeling yang butuh penyegaran. Main, olahraga, travelling, bahkan terjun langsung ke sawah dan sungai katulampa bareng murid yang hanya 9 orang nampaknya belum tuntas menyegarkan kalau belum dibuat cerita.

Bersyukurlah... meski kabut tengah menyelimuti pikiranmu.
Berbahagialah... sebab ada cinta yang mau mengerti kamu di mana-mana jika kamu tetap berpikiran terbuka.

Alhamdulillah ala kulli hal

Meta morfillah

No comments:

Post a Comment

Text Widget